Berita Viral
Viral Video Suku Pedalaman Asli Halmahera Hadang Buldoser, Lawan Pakai Sajam dan Anak Panah
Viral sebuah video yang memperlihatkan suku pedalaman Ohongana Manyawa di wilayah Halmahera, Maluku Utara melawan buldoser dengan mengacungkan
“Suku Togutil berkaitan dengan pelabelan terhadap komunitas, ini yang diwarisi sejak lama. Masyarakat lokal mengenal ini dengan Tugo Tukil, maka jadilah Togutil, sering dikaitkan dengan naluri berburu dari komunitas ini,” kata Sirayandris.
Komunitas ini katanya lebih memilih disebut Ohongana Manyawa, yang jika diterjemahkan, ohangana bisa diartikan orang hutan, dan manyawa itu manusia atau orang.
“Tapi bukan itu arti sebenarnya. Ohongana Manyawa lebih tepat diartikan sebagai orang yang mendiami belantara hutan Halmahera, maknanya orang yang hidup bersama alam. Ohangana Manyawa menggunakan Bahasa Tobelo sehingga disebut Tobelo Dalam,” tuturnya.
Namun, ini berbeda lafalnya di beberapa tempat seperti di Kabupaten Halmahera Tengah, yang mana bahasa Tobelo pada komunitas ini sudah dipengaruhi oleh bahasa sub etnis Tabaru, yakni salah satu subetnis yang ada di Halmahera khususnya di Kabupaten Halmahera Barat.
Anggota komunitas ini yang sudah berbaur dengan masyarakat juga sangat jarang atau tidak lagi disebut lagi Ohangana Manyawa.
Mereka ini masih dapat dijumpai di Sebagian wilayah Kabupaten Halmahera Timur, seperti Miaf, Maba Tengah, Tanjung Lili, Dorosago, Maba Utara, Waya, dan Wasilei Utara.
Sementara itu disampaikan oleh Saiful Majid dosen Sosiologi Universitas Muhammadiyah Maluku Utara yang melakukan penelitian khusus kelompok O Hongana Manyawa selama 4 tahun mengatakan O Hongana Manyawa menjaga bumi dan hutan Halmahera itu nyata.
Dalam mengelola hutan saja membagi hutan untuk industri (Kongana), hutan lindung (Hongana) dan hutan yang disakralkan (raja maamoko).
Baca juga: Otak Mesum ! Oknum Pramugara Diam-diam Foto Selangkangan Wanita, Aksinya Ketahuan dan Disanksi
Baca juga: Suami Sibuk Kerja, Wanita Ini Malah Asyik Bercumbu dengan Pria Lain, Video 54 Detik Viral di Medsos
Dalam pandangan Ohongana Manyawa hutan itu rumah.
Karena itu merawat hutan sama dengan merawat rumah.
Di situ sumber makanan, air dan tempat melanjutkan kehidupan turun temurun.
Dalam kosmologi orang Ohongana Manyawa penghargaan mereka terhadap hutan sungai dan bambu begitu tinggi.
Dikatakannya, bagi suku O Hongana hutan sebagai rumah kehidupan menjadi tempat mencari makanan.
Hutan juga jadi tempat hidup dan mati mereka karena itu dalam pembagian hutan ada untuk urusan hidup dan mati, ada hutan untuk pangan atau industri, ada hutan lindung dan hutan disakralkan.
Hutan yang disakralkan itu menurut Saiful karena di hutan itu menjadi tempat roh para leluhur bersemayam.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/Viral-sebuah-video-yang-memperlihatkan-suku-pedalaman-Ohongana-Manyawa-di-wilayah-Halmahera.jpg)