Siswi SMP Dirudapaksa Paman dan Sepupu
Cerita Kepling Soal Penangkapan Paman yang Rudapaksa Keponakan Hingga Hamil
Tindakan Rudapaksa terhadap gadis yang masih duduk di bangku kelas 9 SMP itu sudah bertahun-tahun terjadi, hingga korban hamil.
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Seorang guru di SMK Negeri 14 Medan, berinisial MRD melakukan perbuatan tidak terpuji.
Pria berusia 56 tahun itu tega merudapaksa keponakannya sendiri berinisial AZZ yang masih berusia 14 tahun.
Kini, pelaku pun sudah diringkus oleh pihak kepolisian dan sudah mendekam di sel tahanan.
Aksi bejat itu tidak dilakukannya seorang diri, panak kandungnya berinisial SND (24) juga ikut terlibat.
Namun, SND keburu melarikan diri ketika hendak ditangkap oleh pihak kepolisian.
Tindakan Rudapaksa terhadap gadis yang masih duduk di bangku kelas 9 SMP itu sudah bertahun-tahun terjadi, hingga korban hamil.
Pascaditangkapnya MRD di kediamannya di kawasan Kecamatan Medan Perjuangan, pada Senin (30/10/2023) malam.
Tim Tribun-medan sempat mendatangi rumah pelaku sekaligus tempat kejadian Rudapaksa itu terjadi.
Setelah bertanya-tanya kepada warga sekitar, akhirnya kami pun mendapati alamat pasti rumah pelaku.
Sesampai di sana, rumah itu tampak sepi dan tidak terlihat adanya aktivitas dari penghuninya.
Hanya terlihat beberapa kendaraan saja yang terparkir.
Lalu, kami pun mencoba mencari tahu alamat Kepala Lingkungan (Kepling) setempat untuk menanyakan terkait kejadian dan penangkapan terhadap MRD.
Setelah mendapati alamatnya, Tim Tribun-medan.com langsung bergerak ke rumahnya yang kebetulan berada tepat di belakang rumah pelaku.
Setiba di rumah Kepling, kami langsung disambut dan dipersilahkan untuk masuk ke rumahnya.
Kepada Tribun-medan.com, Kepling berinisial R ini menceritakan kronologis penangkapan terhadap pelaku MRD.
Malam itu, beberapa personel kepolisian yang mengaku dari Polda Sumatera Utara sempat mencarinya untuk memberitahukan perihal penangkapan salah seorang warganya.
"Kalau nggak salah itu jam sekira pukul 21.30 WIB itu. Awalnya ada tiga orang dua sepeda motor jumpain saya. Ngasih tahu kalau mereka ini dari Polda," kata R saat ditemui di rumahnya, Selasa (31/10/2023).
"Mereka menanyakan apa betul MRD ini warga saya, lalu saya jawab betul. Kemudian mereka menunjukkan surat penangkapan dan minta di antara ke rumah yang bersangkutan,"
"Saya sempat menanyakan, ada kasus apa lalu dijelaskan sama mereka kemudian saya antarkan mereka ke rumah MRD, ada delapan orang kalau nggak salah polisi nya," lanjutnya.
Katanya, kemudian mereka pun bergerak ke rumah MRD.
Sesampainya di sana, dia langsung mengetok pintu rumah rumah tersebut.
Dia mengatakan, waktu itu kebetulan MRD langsung yang membuka pintu rumahnya.
Kemudian, ia pun menjelaskan kepada MRD bahwa ada personel Polda sedang mencarinya.
Waktu di dalam rumah, polisi juga sempat menanyakan anak kandung MRD berinisial SND yang juga turut di laporkan terkait kasus Rudapaksa yang dilakukan oleh mereka kepada AZZ.
Namun, istri dari MRD menjelaskan bahwa anak pertamanya itu sudah kabur dari rumah sejak tiga Minggu yang lalu dan tidak pernah kembali ke rumah.
"Diserahkan sama polisi surat penangkapan itu kepada MRD, setelah dibaca polisi bertanya keberadaan SND cuma pengakuan ibunya sudah tiga Minggu anaknya ini pergi," sebutnya.
Ketika polisi tiba di rumah, MRD sempat terlihat panik dan gelisah, mondar-mandir keluar masuk kamar yang membuat polisi curiga.
Lalu, dengan didampingi oleh dirinya polisi pun meminta izin untuk menggeledah kamar MRD, berharap menemukan anaknya SND.
"Kami periksa kamarnya, cuma memang enggak ada anaknya di situ," ungkapnya.
R menjelaskan, tak lama MRD pun langsung diminta untuk berganti pakaian oleh polisi karena akan ditahan.
Waktu itu, MRD hanya bisa pasrah dan cuma menuruti perintah dari personel kepolisian sementara sang istrinya juga hanya diam menyaksikan suaminya dibawa oleh pihak kepolisian.
Katanya, penangkapan terhadap MRD ini sempat mengundang perhatian dari warga sekitar.
Sebab menurutnya, selama ini MRD yang merupakan warga asli di sana tidak pernah terlibat kasus kriminal dan selalu berbaur dengan masyarakat.
"Bapak itu bagus orangnya, tapi nggak terlalu sering keluar juga. Bapak itu rajin ke mushola ke masjid, pulang kerja paling kalau keluar pun beli rokok," bebernya.
"Waktu ditangkap sempat warga ramai nanya ke saya, saya bilang nggak tahu. Soalnya saya nggak enak menceritakannya. Kasihan juga istrinya semalam udah ngdrop dia," sambungnya.
Lebih lanjut, R menceritakan bahwa selama ini Rudapaksa yang dilakukan oleh bapak dan anak ini tidak pernah diketahui oleh warga sekitar.
Namun, waktu diperiksa beberapa waktu lalu dan dirinya turut hadir sebagai saksi korban menceritakan bahwa ada salah seorang keluarganya sempat memergoki SND sedang menindih korban.
Tetapi, keluarganya itu seperti tidak memperdulikan perbuatan bejat yang dilakukan oleh SND.
"Waktu saya di panggil polisi ditanyain soal kasus ini, kebetulan ada juga korban dia cerita kalau pernah ada saudaranya melihat dia sedang ditindih sama SND," ucapnya.
Sepengetahuan R, korban ini sudah tinggal bersama dengan keluarga MRD sejak sekira tahun 2017 silam, setelah ibu dan bapak korban meninggal dunia.
"Sudah dari masih kecil AZZ ini tinggal di situ. Cuma nggak pernah dengar ada kejadian seperti ini, korban dekat sama istri MRD," pungkasnya.
(Cr11/tribun-medan.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/ilustrasi-pelecehan-seksual1.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.