PDI Perjuangan

Sutrisno Pangaribuan: Mengusung Ganjar- Mahfud oleh PDIP, Menghadirkan Kebutuhan Rakyat Bernegara

Sutrisno Pangaribuan: Mengusung Ganjar- Mahfud oleh PDIP, Menghadirkan Kebutuhan Rakyat.

Editor: Arjuna Bakkara
Ist
Politisi PDI Perjuangan Sutrisno Pangaribuan (kemeja putih)hadir di tengah rakyat mengadang petugas PT KAI menggusur rumah di bantaran rel Glugur, Medan Barat saat duduk sebagai Anggota Fraksi PDI Perjuangan di DPRD Sumut. Sutrisno lalu berkordinasi dengan Kepala Staf Kepresidenan untuk menunda penertiban, Rabu (23/11/2016) Silam. 

TRIBUN-MEDAN.COM, MEDAN-Jelang pendaftaran bakal pasangan calon presiden dan wakil presiden (bacapres dan bacawapres), pada 19-25 Oktober 2023, PDIP akan mengumumkan bacawapres, Rabu (18/10/2023), pukul 10.00 WIB. 


PDIP memilih hari Rabu untuk pengumuman Bacawapres bersamaan dengan hari pelaksanaan Pemilu 2024, yakni Rabu (14/2/2023), sebagai pertanda kesiapan raih kemenangan.


Politisi PDI Perjuangan Sutrisno Pangribuan ST mengatakan, mengusung Mahfud MD sebagai Cawapres sebagai bentuk keseriusan memperbaiki negara.


"Sebelum diumumkan, beredar foto antara ketua umum PDIP, Megawati Soekarnoputri dengan Mahfud MD. Meski PDIP tidak pernah menyebut inisial, namun foto tersebut tidak membutuhkan ahli tafsir seperti Budi Arie dan Zulkifli Hasan yang menafsirkan pukulan gong delapan (8) kali, saat Presiden Joko Widodo (Jokowi) membuka Rakernas VI Projo pekan lalu,"kata Sutrisno Pangaribuan.

 

Keputusan mengusung Ganjar- Mahfud oleh PDIP adalah tindakan kestaria untuk menebus kesalahan yang dilakukan jelang Pemilu 2019. Mahfud yang sudah mempersiapkan diri untuk deklarasi sebagai pasangan cawapres Jokowi, terpaksa batal akibat Jokowi diancam oleh Parpol mitra koalisi, hingga akhirnya Ma'ruf Amin yang dijadikan cawapres.


Sutrisno yang merupakan Presidium Kongres Rakyat Nasional ini berpandangan, Megawati tidak mau mengulangi kesalahan tersebut, dengan koalisi ramping, PDIP dengan mudah mengambil keputusan untuk kepentingan bangsa dan negara.

 

Kongres Rakyat Nasional (Kornas) semula mendorong agar bacawapres pasangan Ganjar dari luar pulau Jawa. Kemudian berubah sesuai kebutuhan akomodasi perempuan. Akan tetapi sesuai dinamika politik, Kornas menjatuhkan pilihan kepada Mahfud MD dengan pertimbangan sebagai berikut:

 

Pertama bahwa Ganjar dan Mahfud sama- sama sarjana hukum yang relevan dalam menjalankan roda pemerintahan yang setiap saat berhubungan dengan hukum.

 

Kedua, bahwa keduanya berlatar belakang aktivis mahasiswa, dimana Ganjar aktivis mahasiswa pecinta alam dan GMNI, sedang Mahfud aktivis HMI, hingga permah menjadi Presidium Nasional KAHMI.

 

Ketiga, bahwa pengalaman keduanya dalam tata negara dan pemerintahan lengkap. Ganjar pernah menjadi Anggota DPR RI, lalu menjadi Gubernur. Sedang Mahfud pernah menjadi anggota DPR RI, lalu Menteri Pertahanan, kemudian Ketua Mahkamah Konstitusi, dan saat ini Menkopolhukam.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved