Tribun Wiki
Penyakit Jantung Pembunuh Nomor Satu di Dunia, Berikut Penyebab dan Cara Menanganinya
Penyakit jantung menjadi pembunuh nomor satu di dunia berdasarkan laporan organisasi kesehatan dunia (WHO).
TRIBUN-MEDAN.COM,MEDAN- Organisasi kesehatan dunia (WHO) melaporkan bahwa penyakit jantung menjadi pembunuh nomor satu di dunia setelah kanker.
Di Kota Medan sendiri, saat ini ada 3.306 pasien pengidap penyakit jantung.
Menurut Kepala Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Medan, Fatimah Pocut, dari 3.306 pasien itu, 1.197 diantaranya mengidap penyakit jantung koroner.
Lalu, ada 2.109 pasien yang mengalami gagal jantung.
Baca juga: Kamu Mengidap Kutu Air di Kaki? Ini Penyebab dan Cara Penyembuhannya
Lantas, apa sebenarnya penyakit jantung ini?
Penyakit jantung adalah kondisi ketika jantung mengalami gangguan.
Ada beberapa jenis penyakit jantung, yakni:
- Penyakit jantung koroner, merupakan suatu penyakit jantung yang terjadi akibat penyempitan pembuluh darah di jantung.
- Penyakit jantung bawaan, merupakan suatu masalah jantung yang ditemukan sejak bayi, yang paling umum ditemukan adalah kebocoran katup jantung.
- Infeksi jantung (endokarditis), merupakan suatu infeksi pada lapisan dalam jantung.
- Gagal jantung, merupakan suatu kegagalan otot jantung untuk memompakan darah secara memadai ke seluruh tubuh.
- Aritmia, merupakan suatu gangguan irama jantung yang menyebabkan denyut jantung tidak normal.
Ahli penyakit jantung UGM, dr Dyah Samti Mayasari, Ph.D, Sp.JP mengatakan, melihat tingginya pengidap penyakit jantung di Indonesia, maka sangat diperlukan menjaga kesehatan jantung.
Baca juga: Apa Itu Bulan Bahasa Hingga Diperingati Tiap Oktober
“Oleh karena itu, apakah kita sudah menjaga jantung dengan benar? Karena menjaga jantung ini tak lepas dari gaya hidup sehat," katanya dalam kegiatan kampus UGM, beberapa waktu lalu.
Secara umum, gaya hidup sehat berupa diet yang sehat, tidak merokok, rutin berolahraga dan menjaga berat badan adalah hal-hal yang harus dilakukan.
Melakukan pemeriksaan sebagai deteksi dini faktor risiko dan menghindari stres.
"Terapkan diet yang rendah lemak, dengan tinggi serat serta buah dan sayur, yang tentunya akan membantu menekan angka LDL sebagai kolesterol jahat dan meningkatkan kadar HDL sebagai kolesterol baik," ungkap Dyah.
Baca juga: Meski Bau, Petai Ternyata Punya Manfaat Bagi Kesehatan
Selain itu, mengurangi konsumsi garam maksimal 5 gram (1 sendok teh) dalam sehari, dan mencegah minuman-minuman kemasan dengan pemanis gula.
Konsumsi kacang-kacangan juga disarankan sebanyak 30 gram per hari, tetapi kacang yang dipilih adalah yang tanpa garam.
Juga disarankan untuk mengonsumsi ikan 1-2 kali dalam seminggu.
Sementara konsumsi daging merah tanpa lemak, produk susu rendah lemak serta minyak sayuran dibatasi.
| Profil Prof Yohanes Surya, Fisikawan yang Pilih Mundur dari Jabatan Komisaris Independen PT Telkom |
|
|---|
| Profil Petrus Fatlolon, Eks Bupati Tanimbar yang Dulunya Dosen, Kini Masuk Penjara |
|
|---|
| Profil dan Agama Aisha Retno, Penyanyi Keturunan Indonesia yang Sebut Batik dari Malaysia |
|
|---|
| Profil Andi Syaqirah Jainal atau Syaqirah Sidrap, Pedangdut dengan Julukan Ratu Penghayatan |
|
|---|
| Profil Gabriel Han Willhoft, Pesepak Bola Berdarah Indonesia Gantung Sepatu di Usia Muda |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/ilustrasi-penyakit-jantung.jpg)