Breaking News

INILAH Jejak Sejarah Negara Israel dan Terbentuknya Kelompok Hamas Palestina

Pada 2 November 1917 Pemerintah Inggris menetapkan Deklarasi Balfour yang menjanjikan orang Yahudi mendapat tanah di Palestina.

Editor: Juang Naibaho
HO
Perang Hamas vs Israel pecah pada Sabtu (7/10/2023). Hamas melakukan serangan brutal ke wilayah permukiman warga, Israel.  

TRIBUN-MEDAN.com - Negara Israel adalah sebuah negara yang terletak di Timur Tengah, yang memiliki sejarah panjang dan kompleks.

Bangsa Israel kuno pernah memiliki kerajaan sendiri di tanah Kanaan, yang kemudian dikenal sebagai tanah Israel.

Kerajaan ini mencapai puncak kejayaannya di bawah pemerintahan Raja Daud dan Salomo, yang menjadikan Yerusalem sebagai ibu kota dan membangun Bait Suci pertama di sana.

Namun, kerajaan ini kemudian terpecah menjadi dua dan akhirnya ditaklukkan oleh berbagai kekuatan asing. Banyak orang-orang Israel terusir dari tanah tersebut, dan menyebar ke seluruh dunia.

Meskipun mengalami pengusiran dan diaspora selama berabad-abad, orang Yahudi tetap mempertahankan identitas dan agama mereka. Mereka juga terus bermimpi untuk kembali ke tanah leluhur mereka dan membangun kembali negara mereka sendiri.

Pada 2 November 1917 Pemerintah Inggris menetapkan Deklarasi Balfour yang menjanjikan orang Yahudi mendapat tanah di Palestina. Namun, janji ini menimbulkan konflik dengan penduduk Arab Palestina yang juga mengklaim hak atas tanah yang sama.

Namun kekuasaan Inggris yang juga dikenal sebagai Mandat Palestina itu diwarnai kekerasan, yang berujung dibentuknya Komite Investigasi Anglo-Amerika pada 1946.

Perang Dunia II menjadi tragedi bagi orang-orang Yahudi. Pemimpin Jerman Nazi, Adolf Hitler, membantai orang-orang Yahudi atau dikenal dengan istilah Holocoust. Sekitar enam juta orang Yahudi di Eropa dibunuh selama Perang Dunia II

Di sisi lain, Holocoust menjadi momentum bagi orang Yahudi untuk bersatu. Gerakan Zionisme modern akhirnya muncul pada akhir abad ke-19 sebagai usaha untuk mewujudkan mimpi tersebut.

Setelah Perang Dunia II dan Holocaust yang menewaskan jutaan orang Yahudi di Eropa, tekanan internasional untuk membentuk negara Yahudi semakin meningkat.

Pada 1947, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengusulkan rencana pembagian Palestina menjadi dua negara: satu untuk orang Yahudi dan satu untuk orang Arab. Hingga akhir Maret 1948, setidaknya 2.000 orang tewas dan 4.000 lainnya terluka akibat berbagai kerusuhan.

Komite ini kemudian menyetujui rekomendasi Amerika Serikat (AS), terkait pemindahan segera 100.000 pengungsi Yahudi di Eropa ke Palestina, dan merekomendasikan tak ada negara Arab atau Yahudi di Palestina.

Akan tetapi, implementasi rekomendasi ini ternyata tak mudah. Partai Buruh Inggris berang karena Presiden AS Harry S Truman mendukung imigrasi 100.000 pengungsi Yahudi, tetapi menolak temuan komite lainnya.

Kondisi inilah yang membuat Inggris mengumumkan niatnya menyerahkan Mandat Palestina ke tangan PBB.

PBB lalu membentuk Komite Khusus untuk Palestina (UNSCOP) pada 15 Mei 1947. Terdiri dari 11 negara, komite ini melakukan sidang dan kunjungan ke Palestina untuk melakukan investigasi.

Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved