TRIBUN-MEDAN.COM,- Diare adalah kondisi dimana seseorang mengalami buang air besar (BAB) lebih sering dari biasanya, dengan feses yang encer atau berair.

Diare umumnya terjadi ketika saluran pencernaan mengalami gangguan, seperti infeksi virus, bakteri, atau parasit.

Diare dapat terjadi dalam dua bentuk, yaitu diare akut dan diare kronis.

Diare akut adalah jenis diare yang berlangsung dalam waktu singkat, biasanya sekitar satu atau dua hari, dan dapat sembuh dengan sendirinya.

Diare kronis, di sisi lain, berlangsung lebih dari beberapa hari dan dapat menjadi gejala dari masalah kesehatan yang lebih serius.

Penyebab diare dapat bervariasi, termasuk infeksi virus seperti rotavirus atau norovirus, infeksi bakteri seperti E coli atau Salmonella, infeksi parasit seperti Giardia, konsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi, intoleransi makanan, atau efek samping dari penggunaan obat-obatan tertentu.

Gejala diare meliputi buang air besar lebih sering dari biasanya, feses yang encer atau berair, kram perut, mual, muntah, demam, dan kehilangan nafsu makan.

Dehidrasi juga dapat terjadi jika tidak ada penggantian cairan yang cukup.

Pengobatan diare umumnya melibatkan menjaga keseimbangan cairan tubuh dengan minum banyak cairan, mengonsumsi makanan yang mudah dicerna, dan menghindari makanan atau minuman yang dapat memperburuk gejala.

Dalam beberapa kasus, dokter mungkin meresepkan obat-obatan untuk mengatasi gejala diare.

Penting untuk mencari perawatan medis jika diare berlangsung lebih dari beberapa hari, jika terdapat gejala dehidrasi yang parah, atau jika terdapat darah dalam tinja.

Dokter dapat melakukan diagnosis yang tepat dan memberikan penanganan yang sesuai.

Cara Mengatasi Diare

Minum banyak cairan

Diare dapat menyebabkan dehidrasi, oleh karena itu penting untuk minum banyak cairan seperti air putih, minuman elektrolit, atau larutan oralit.

Hal ini membantu menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh.