Berita Viral

Jokowi Enggan Tanggapi Soal Utang Proyek Kereta Cepat ke China: Tanyakan Bu Menteri Keuangan

Nantinya, penumpang kereta peluru penghubung Halim-Padalarang ini bakal dikenai tarif tiket seharga Rp 250.000 sampai dengan Rp 350.000.

Editor: Liska Rahayu
Sekretariat Presiden
Presiden RI Joko Widodo 

TRIBUN-MEDAN.com - Indonesia kini resmi mengoperasikan Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB).

Dengan beroperasinya KCJB, maka negara ini menjadi yang pertama di Asia Tenggara yang memiliki kereta peluru.

Saat ini, kereta cepat yang diberi nama Whoosh tersebut masih gratis.

Nantinya, penumpang kereta peluru penghubung Halim-Padalarang ini bakal dikenai tarif tiket seharga Rp 250.000 sampai dengan Rp 350.000.

Proyek ini sempat terancam mangkrak karena pembengkakan biaya (cost overrun) sehingga terpaksa ditambal uang APBN.

Karena biayanya yang meningkat pula, pemerintah Indonesia kembali mengajukan tambahan utang ke China.

Kepemilikan saham PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) sendiri mayoritas dikuasai konsorsium BUMN Indonesia sebesar 60 persen, sementara sisa kepemilikan saham 40 persen digenggam oleh China Railways.

Argo cicilan utang plus bunga yang ditanggung pihak KCIC kepada China senilai Rp 79 triliun mulai berjalan usai Kereta Cepat diresmikan oleh Presiden Jokowi

Bila merujuk pada komposisi pemegang saham, maka PT Kereta Api Indonesia (Persero) yang juga berperan sebagai lead consortium, akan menanggung pembayaran utang terbesar ke China Development Bank (CDB).

Enggan Tanggapi Soal Cicilan Utang ke China

Selain ikut menggunakan uang APBN selama proses konstruksinya, pembayaran utang KCIC ke China juga dijamin oleh pemerintah.

Hal ini sesuai dengan permintaan pemerintah Beijing agar APBN Indonesia bisa ikut menjamin kelangsungan pembayaran utang.

Jaminan pemerintah utang atas proyek KCJB sendiri diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 89 Tahun 2023, di mana negara menjamin kelancaran pembayaran utang plus bunganya ke China, baik secara langsung maupun secara tidak langsung melalui BUMN PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero).

Presiden Joko Widodo (Jokowi) berujar, soal penjaminan utang ke China yang dijamin ke negara seharusnya bukan ditanyakan ke dirinya, melainkan lebih pas dijawab oleh Menteri Keuangan, Sri Mulyani.

"Tanyakan Bu Menteri Keuangan," ucap Jokowi menjawab pertanyaan wartawan dikutip dari laman Sekretariat Kabinet pada Sabtu (7/10/2023).

Sementara saat wartawan bertanya soal apa saja target keuntungan secara komersial KCJB, mengingat pembengkakan biaya yang sangat besar dan kewajiban utang ke China yang harus dibayarkan, Jokowi juga enggan merespon.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved