TRIBUNWIKI

SOSOK Jaya Pranata, Barista dan Mixology Kopi, Pemenang Aeropress Championship 2017

Diceritakannya pada tahun pertama diakui cukup sulit memperkenalkan industri kopi di Medan, khususnya untuk specialty coffee.

Penulis: Husna Fadilla Tarigan | Editor: Ayu Prasandi
TRIBUN MEDAN/HUSNA
Jaya Pratama, seorang barista dan mixology. 

TRIBUN-MEDAN.COM, MEDAN- Jaya Pratama yang kini merupakan owner 38 Coffee Lab, yang berada di Jalan Dagan, No 2H Sekip Medan ini merasakan kegembiraan yang besar ketika menyajikan secangkir kopi pada para penikmatnya.

Berkecimpung di dunia kopi sejak tahun 2016, bukan main Jaya berhasil meraih predikat Juara dalam ajang kompetisi barista bergengsi yakni Aeropress Championship di tahun 2017.

"Murni karna kegembiraan, kopi bagi saya adalah menjual secangkir kebahagiaan kepada orang-orang. Merinding rasanya ketika orang lain mencicipi kopi buatan kita, ada rasa takjub ketika tegukan pertama," ujar Jaya.

Diceritakannya pada tahun pertama diakui cukup sulit memperkenalkan industri kopi di Medan, khususnya untuk specialty coffee.

"Pada saat itu kita akui industri kopi untuk segmen specialty coffee masih sangat minim," ungkapnya.

Specialty coffee adalah dimana pergerakan kopi dari daerah, pasca panen, roasting hingga teknik penyeduhan menjadi penting.

"Di Medan knowledge begini pada tahun itu masih sangat minim, dibanding sekarang, di tahun 2018-2019 kita harus menjelaskan dulu, tapi kalau sekarang sudah lebih banyak orang yang mengerti ya," katanya.

Ungkapnya tidak bisa dipungkiri bahwa persepsi masyarakat kopi itu hitam pekat dan pahit.

"Saya berani untuk mulai membuka coffe shop pada masa itu karena kita ingin bergerak memperkenalkan kopi Indonesia," tuturnya.

Namun begitu, kata Jaya, meskipun sekarang sudah ramai coffee shop dimana-mana orang juga sudah lebih paham kopi, tapi tantangan berbeda kali ini adalah dengan kopi kekinian.

"Kopi susu kekinian itu lebih mudah dimengerti daripada specialty coffee," tambahnya.

Menurutnya, tantangan kali ini di industri kopi yakni harus beradaptasi dengan masyarakat, dengan adanya pendekatan yang lebih soft.

"Untuk bisnis mengedukasi pasar costnya cukup mahal ya. Tapi kita yakin untuk pasar atau penikmat kopi Specialty sendiri masih terus ada. Meskipun tidak kita pungkiri penikmatnya cukup menurun belakangan ini," jelasnya.

Berdasarkan pengamatan Jaya sejauh ini, dunia kopi tengah dimarakkan juga dengan jenis penyeduhan signature beverage coffee.

"Biasanya dipacking dengan penampilan yang menarik, dan disajikan dengan rasa yang manis. Sehingga lebih bisa diterima oleh lidah masyarakat," kata Jaya.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved