PAHITNYA Berurusan dengan Rentenir, Pinjam Uang Cuma Rp 175 Juta tapi Berbunga sampai Rp 1,7 Miliar
Pasangan suami istri asal Langkat, Sumatra Utara (Sumut) harus merasakan pahitnya berurusan dengan rentenir.
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Pasangan suami istri asal Langkat, Sumatra Utara (Sumut) harus merasakan pahitnya berurusan dengan rentenir.
Awalnya, pinjaman uang cuma sebesar Rp 175 juta. Entah bagaimana hitung-hitungannya, bunga utang itu melonjak jadi Rp 1,7 miliar.
Fadillah Fauziah, wanita asal Tanjungpura, Kabupaten Langkat, Sumatra Utara (Sumut), menjadi korban penculikan di Malaysia.
Selama 10 hari, Fadillah Fauziah berada di cengkeraman para penculik. Ia dibawa berpindah-pindah tempat untuk menyulitkan pencarian oleh kepolisian.
Siksaan demi siksaan dialami Fadillah Fauziah selama di bawah penguasaan penculik. Penyiksaan itu direkam dan dikirim ke suaminya, Abdul Gofar.
Beruntung, kepolisian akhirnya mengendus keberadaan Fadillah Fauziah. Operasi penggerebekan dilakukan, dan Fadillah pun selamat.
Dalam wawancara di kantor Tribunmedan.com, Senin (2/10/2023), Fadillah bercerita dirinya adalah seorang ibu rumah tangga, yang nyambi menjalani bisnis jasa titip (jastip).
"Iya, saya ada usaha jastip gitu. Tapi cuma ke Malaysia aja," ujarnya.
Hampir setiap bulannya, ia bepergian ke Malaysia untuk mengantar dan mengambil barang yang telah dipesan oleh pelanggannya.
Selama ini tak ada masalah. Dalam perjalanan bisnis jastip terakhir inilah Fadillah mengalami peristiwa tak mengenakan.
Fadillah bertolak dari Bandara Kualanamu pada tanggal 6 September 2023, menuju Penang, Malaysia.
Setibanya di bandara Penang, Fadillah dibuntuti oleh sejumlah orang hingga ke tempatnya menginap, sebuah rumah milik teman Fadillah.
Malam harinya, Fadillah keluar untuk mengantarkan pesanan pelanggannya.
Tak berselang lama, datang beberapa orang ke rumah tersebut. Mereka berbincang sesaat dan menanyakan sejumlah hal kepada teman Fadillah yang ada di rumah tersebut.
"Di malam hari tanggal 6 itu, penculiknya sempat datang ke rumah, menanyakan kabar ibu Fadillah. Kebetulan ibu Fadillah (keluar) mengantar beberapa barang," kata kuasa hukumnya, Said Assegaf.
Esoknya, para penculik tersebut kembali datang dan bertemu dengan Fadillah.
Para pelaku meminta Fadillah agar ikut dengan mereka. Korban pun menuruti kemauan para pelaku.
"Jadi, terjadinya penculikan itu tanggal 7. Bu Fadillah diculik di rumah temannya," kata Sadi.
Fadillah sempat menghubungi suaminya untuk memberitahu kejadian tersebut.
Dan, diketahui motif penculikan itu dilatarbelakangi utang piutang suami Fadillah, Abdul Gofar kepada rentenir atau yang sering disebut along di Malaysia, bernama Acun.
Said mengatakan, Abdul Gofar meminjam uang sebesar 53 Ringgit Malaysia atau sekitar Rp 170 juta.
Entah bagaimana hitung-hitungannya, bunga utang itu mencapai 540 Ringgit atau jika dirupiahkan sekitar Rp 1,7 miliar.
"Ini sebenarnya masalah utang piutang antara suami Ibu Fadillah dengan seorang rentenir di sana," bebernya.
Said menceritakan, utang piutang ini terjadi beberapa tahun lalu ketika wabah pandemi mengguncang dunia.
Abdul Gofar bekerja sebagai kepala tukang di Malaysia. Kala itu Pemerintah Malaysia memberlakukan lockdown. Alhasil, semua pekerjaan terbengkalai.
"Dia ada membawa pekerja sekitar 15 orang, yang harus ditanggung. Di situlah awal mulanya suami Bu Fadillah berinisiatif meminjam uang kepada along," ujarnya.
Baca juga: Begini Aturan Kawin Tangkap Adat Sumba NTT, Bukan Asal Main Culik Perempuannya
Disiksa Penculik
Saat diculik, Fadillah menghubungi suaminya untuk menceritakan kejadian tersebut.
Para penculik itu juga sempat berbicara dengan suaminya untuk menagih utang tersebut.
"Di tanggal 8 mulai menyiksa. Pelaku juga merekam penyiksaan itu dan mengirimkannya kepada pihak keluarga. Intinya mereka minta tebusan," katanya.
Pihak keluarga yang mendapatkan kabar soal penculikan dan penyiksaan tersebut sempat panik, dan berinisiatif jual tanah untuk mendapatkan uang.
Abdul Gofar kemudian mengirimkan uang sebesar Rp 170 juta, sesuai nominal utangnya saat itu.
Namun, persoalan tak selesai begitu saja. Uang itu cuma pembayaran pokok utang. Para penculik menagih bunga utang, sebesar Rp 1,7 miliar.
"Keluarga sudah jual tanah dan sudah membayar Rp 170 juta, namun tidak berhasil. Lalu dikirim lagi video penyiksaan itu, sampai akhirnya pihak keluarga menghubungi kami (pengacara)," kata Said.
Said bersama rekannya, Rahmat Junjung, dan Abdul Gofar kemudian bertolak ke Malaysia untuk menyelesaikan perkara tersebut.
Setibanya di Malaysia pada 15 September 2023, mereka langsung mendatangi KBRI untuk mengadukan kasus tersebut.
Mereka juga mendatangi kantor Polis Diraja Malaysia untuk membuat laporan pengaduan.
"Tanggal 17 September pukul 10 pagi, kita dikabari bahwa sudah ada 13 pelaku yang diamankan, dan terakhir 9 pelaku yang akan masuk ke persidangan jadi tersangka," ujarnya.
Letika ditemukan kondisi Fadillah cukup tragis. Ia mengalami trauma. Beberapa bagian tubuhnya terdapat luka akibat penyiksaan.
"Kemudian kita titip di Konjen Indonesia, demi keamanan. Sampai tuntas pulang ke Tanah Air kita kawal," ucapnya.
Baca juga: CERITA Fadillah Fauziah Diculik di Malaysia, 10 Hari Disiksa, Videonya Dikirim ke Suami
Operasi Penggerebekan
Kepala polisi negara bagian Datuk Khaw Kok Chin mengatakan korban, Fadillah diculik di Paya Terubong. Ia kemudian dibawa berpindah-pindah tempat.
Rinciannya, selama tiga hari di Butterworth, empat hari di Puchong, dan tiga hari di Shah Alam, Selangor.
Dia akhirnya diselamatkan dari sebuah rumah di Shah Alam setelah suaminya membuat laporan polisi.
"Para tersangka mengurung korban di beberapa lokasi sehingga menyulitkan polisi untuk melacaknya," ujar Datuk Khaw Kok Chi, Minggu (24/9/2023).
Khaw mengatakan, korban ditemukan dalam kondisi luka di sekujur tubuh, diduga dirantai, disundut puntung rokok, ditusuk jarum, dipukuli, tangan dan kakinya diikat dengan tali kabel.
Saat ditemukan, korban dalam kondisi lemah akibat luka yang dideritanya.
(Cr11/tribun-medan.com)
rentenir
Fadillah Fauziah
penculikan di Malaysia
warga Langkat diculik di Malaysia
Tanjungpura
Kabupaten Langkat
Berita Langkat
| Hutan Mangrove di Langkat Terancam Dialihfungsikan, Warga: Kami Cemas, Alat Berat masih Stand By |
|
|---|
| 20 Hari Berlalu, Jasad WNI Asal Langkat yang meninggal Dunia di Kamboja Belum Tiba di Tanah Air |
|
|---|
| 2 Kasat dan 2 Kapolsek di Langkat Diganti, Berikut Daftar Namanya |
|
|---|
| IRT di Langkat Diringkus Polisi seusai Nekat Curi Motor Warga yang Terparkir di Teras Rumah |
|
|---|
| Oknum Kades di Langkat Diduga Nepotisme, Pengamat : Potensi Kongkalikong Korupsi Dana Desa |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/Wanita-Langkat-Diculik-dan-Disiksa-di-Malaysia.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.