Viral

Pilu ! Lansia Dicampakkan Keluarga dan Pilih Tinggal di Kantor Polisi: Biar Saya Mati di Polsek

Awalnya pihak kepolisian iba dan membiarkan lansia tersebut untuk tinggal di dalam kantor polisi.

Editor: Satia
Istimewa
Lansia Dicampakkan Keluarga dan Pilih Tinggal di Kantor Polisi 

TRIBUN-MEDAN.COM, MEDAN - Kisah sedih, seorang pria lanjut usia di Nunukan, Kalimantan Utara, dicampakkan keluarga, dan pilih tinggal di Kantor Poisi.

Bahkan, dirinya tidak ingin kembali ke rumah anaknya dan mati pun di kantor polisi.

Dirinya mengaku nyaman di kelilingi oleh tim kepolisian yang menurutnya ramah dan baik hati.

Dikutip dari Tribunnewsmaker.com, awalnya pihak kepolisian iba dan membiarkan lansia tersebut untuk tinggal di dalam kantor polisi.

Baca juga: PNS Biadab ! Siswi SMK Diperkosa dan Diancam Sebar Foto Syur, jika Tak Mau Puaskan Nafsu si Camat

Mereka memberikan sebuah ruangan kecil untuk pria itu tinggal.

Namun, di sisi lain, pihak kepolisian khawatir dengan temperamen lansia itu.

Pasalnya, dia mudah marah saat dinasehati bahkan dirinya sering melakukan aksi yang membuat tamu tak nyaman.

Dia kerap salat di tempat yang tak semestinya meski sudah diberikan ruangan untuk ibadah.

Diketahui, lansia itu bernama La Hasim berusia 80 tahun.

Baca juga: Khasiat Surat At Talaq, Dikenal Ayat 1000 Dinar Pembuka Pintu Rezeki Melimpah, Ini Amalannya

Orang sekitar, mengenalnya sebagai lanjut usia (lansia) yang selalu naik sepeda, dan temperamen.

Dengan mengenakan topi, kaos kerah, celana yang didobel-dobel dan masih ditutup sarung sebagai bawahan, La Hasim selalu minta diantar ke Kantor Polsek Nunukan Kota, yang berada tak jauh dari alun-alun Nunukan.

Kakek asal Buton, Sulawesi Tenggara ini mengaku nyaman, merasa dianggap, dan menemukan arti sebuah perhatian dari para petugas polisi di tempat tersebut.

"Mereka semua keluarga saya, saya mau terus tinggal di Kantor Polisi, kalau bisa, saya mau mati di Kantor Polisi saja. Jadi ada yang urus saya nanti," ujarnya, saat ditanya mengapa ia selalu minta diantar ke Polsek Nunukan Kota, dan tak mau pergi dari sana.

Baca juga: Kesejahteraan dan Kemajuan Sibolangit Belum Sepenuhnya Tercapai, tapi Religiusitas Semakin Membaik

Di usia senjanya, La Hasim masih ingat dengan jelas kisah masa lalunya.

Ia merupakan perantau, dan masuk Nunukan, pada sekitar 1967.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved