Disperindag ESDM Cek Kilang Beras, Cari Tahu Penyebab Harga Beras Meroket

pantauan Disperindag ESDM Sumut ke pasar-pasar tradisional di Kota Medan, pedagang mengeluh lantaran susah memperoleh beras lokal.

Editor: Eti Wahyuni
TRIBUN MEDAN/ANUGRAH NASUTION
Kilang padi yang ada di Kecamatan Sei Rampah Kabupaten Serdang Bedagai, menghentikan produksinya, beberapa waktu lalu. 

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Dinas Perindustrian, Perdagangan, Energi dan Sumber Daya Mineral (Disperindag ESDM) Sumatra Utara akan mendatangi sejumlah kilang beras untuk menemukan penyebab harga beras meroket belakangan ini.

Kepala Disperindag ESDM Sumut, Mulyadi Simatupang mengatakan, dengan pengecekan tersebut, pihaknya berharap ada penyesuaian data antara produksi beras dengan pasokan di pasar-pasar tradisional.

"Kita akan mendatangi kilang-kilang, karena ada beberapa data harus kita sinkronkan dari produksi beras ini. Dari data pertanian kata surplus. Mungkin saja, yang dilaporkan produksi gabah padi, masuk ke kilang menyusut jadi beras," ucap Mulyadi kepada wartawan, Senin (2/10/2023).

Dikatakannya, berdasarkan data Disperindag ESDM, harga beras medium Rp 14 ribu hingga Rp 15 ribu per kilogram. Sedangkan, beras premium sudah di atas Rp 15 ribu per kilogram.

Baca juga: Kilang Padi Senilai Rp381 Juta di Tapsel Ludes Terbakar

Mulyadi menjelaskan, berdasarkan pantauan Disperindag ESDM Sumut ke pasar-pasar tradisional di Kota Medan, pedagang mengeluh lantaran susah memperoleh beras lokal. Sedangkan, hasil produksi padi di Sumut surplus.

"Nah di mana salahnya? Ini kita mau mengurai dari hulu dan hilir, lebih enak cari solusi, tetap kita jalankan solusi saat ini. Mungkin persepsi, yang dilaporkan gabah misalnya 1 ton, ke kilang menyusut," jelas Mulyadi.

Untuk melakukan intervensi harga beras yang mahal saat ini, Mulyadi mengatakan, pihaknya menggelar Pasar Murah di Kantor Disperindag ESDM Sumut, setiap hari Jumat dan Sabtu.

Termasuk, menyampaikan surat imbauan kepada Pemerintah Kabupaten/Kota untuk melakukan hal yang sama di wilayah masing-masing.

"Kita bersama Bulog di sejumlah Kabupaten/Kota memfasilitasi menggelar Pasar Murah. Tanpa bantuan Bulog kita akan susah," ucap Manajer PSMS Medan itu.

Dikatakannya, Pemerintah Kabupaten/Kota seperti di Medan, sudah melakukan Pasar Murah. Seperti di Pasar Sukaramai.

“Pedagang beras jual mahal, tidak ada yang membeli. Jadi, orang beli beras Bulog," tambah Mulyadi.

Dengan menggelar Pasar Murah ini, Mulyadi mengungkapkan, pihaknya juga menyiapkan langkah-langkah dalam menstabilkan harga beras. Ia mewanti-wanti agar harga beras tidak terus melonjak dan memicu inflasi di Sumut ikut meroket.

"Fungsi Disperindag ini, bagaimana menstabilkan harga kebutuhan pokok. Turun kali jangan, naik kali jangan. Karena, akan berdampak dengan inflasi. Harga pasar, tidak bisa diintervensi dengan regulasi. Tapi, dengan tindakan, kita lakukan koordinasikan dengan Kabupaten/Kota," ucap Mulyadi.

Selain itu, kata dia, Disperindag ESDM Sumut melakukan pengawasan pendistribusian hingga melihat pasokan di tengah masyarakat. Mulyadi mengatakan hal ini dilakukan untuk mengantisipasi permainan spekulan untuk meraup keuntungan besar.

"Sembari kita mengurangi ini, pasti ada langkah-langkah yang akan kita buat dengan solusi. Kita efektifkan pengawasan setiap minggu. Kalau spekulasi yang bermain, kita aktif mengatasinya," pungkasnya.

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved