Viral Medsos

INI PENJELASAN Mabes TNI soal Video Viral Panglima TNI Yudo Margono Perintahkan Prajurit Memiting. .

Sebelumnya video pernyataan Panglima TNI Laksamana Yudo Margono yang memerintahkan anggotanya memiting rakyat Rempang, viral di media sosial

|
Editor: AbdiTumanggor
Tribun Batam
Potret massa Pulau Rempang mendatangi kantor BP Batam, Rabu (23/8/2023). Pengembangan kawasan Pulau Rempang jadi polemik dan sempat kisruh. Kawasan ini diketahui dikembangkan PT Makmur Elok Graha (MEG), anak perusahaan Arta Graha milik Tomy Winata 

“Dapat membahayakan baik aparat maupun masyarakat itu sendiri, sehingga meminta agar masing-masing pihak untuk manahan diri,” kata Kapuspen TNI melalui keterangan tertulis yang dikutip pada Minggu (17/9/2023).

Julius menjelaskan, instruksi yang disampaikan Panglima TNI seperti yang termuat dalam video yang beredar, sebenarnya itu ditujukan kepada komandan satuan bawahan dalam menangani demo masa di Rempang, Kepulauan Riau. 

Dalam instruksinya, lanjut Julius, Panglima TNI menginstruksikan kepada komandan satuan untuk melarang prajurit menggunakan alat atau senjata saat mengamankan demo Rempang.

Menurutnya, hal tersebut dilakukan untuk menghindari korban. Karena itu, kata Julius, Panglima memberi arahan agar lebih baik menurunkan prajurit lebih banyak dari pada menggunakan peralatan yang bisa mematikan.

"Panglima mengatakan jangan memakai senjata, tapi turunkan personel untuk mengamankan demo itu," ujarnya.

Terkait bahasa piting memiting itu, lanjut Julius, sebenarnya itu hanya bahasa prajurit. Sebab, hal itu disampaikan di forum prajurit yang artinya setiap prajurit ‘merangkul’ satu masyarakat agar terhindar dari bentrokan. "Kadang-kadang bahasa prajurit itu suka disalahartikan oleh masyarakat yang mungkin tidak terbiasa dengan gaya bicara prajurit," ucap Julius.

Namun demikian, Julius memahami adanya kesalahan tafsir ini. Julius mengklaim Panglima TNI sangat tidak berharap kebrutalan dilawan dengan kebrutalan. Sebab, sudah cukup banyak korban dari kedua belah pihak, baik aparat maupun masyarakat akibat konflik Rempang ini. "Perlu diingat dengan konflik ini, maka kerugian pasti diterima oleh aparat dan masyarakat Indonesia sendiri," ucap Julius.

Hasil Investigasi Tim Solidaritas: Polisi Tembakkan Gas Air Mata Serampangan di Rempang

Di sisi lain, Tim Solidaritas untuk Rempang yang terdiri atas sejumlah lembaga swadaya masyarakat (LSM) mengungkapkan hasil investigasi terkait persitiwa bentrokan yang terjadi di Jembatan Barelang, Batam, pada Kamis (7/9/2023) lalu.

Kepala Divisi Riset dan Dokumentasi Koalisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) Rozy Brilian Sodik mengatakan investigasi yang dilakukan pihaknya bersama sejumlah LSM berlangsung pada 11 sampai 13 September 2023.

Hasilnya, kata Rozy, pihaknya menemukan fakta bahwa aparat kepolisian menembakkan gas air mata secara serampangan dalam bentrokan di Jembatan Barelang tersebut. 

“Kami menemukan fakta bahwa gas air mata ditembakkan secara serampangan, menyasar ke berbagai penjuru, setelah di jembatan 4 Barelang,” kata Rozy dalam konferensi persnya melalui kanal YouTube Yayasan LBH Indonesia, Minggu (17/9/2023).

Rozy mengaku sejumlah LSM termasuk KontraS terjun langsung ke Batam untuk mewawancarai warga dan guru SMP Negeri 22 Batam yang terdampak gas air mata polisi.

Hasil wawancara itu, kata Rozy, guru tersebut mengaku langsung masuk ke ruang guru saat mendengar ada bentrokan antara warga dengan aparat.

Guru itu, disebut Rozy, langsung meraih pengeras suara atau speaker untuk meminta aparat tidak menembakkan gas air mata ke arah sekolah. “Tapi ternyata gas air mata itu justru ditemukan di depan (dekat pintu sekolah),” ucap Rozy.

Menurut dia, peristiwa aparat menembakkan gas air mata itu terjadi sekitar pukul 10.10 WIB. Pada saat itu, ruang kelas sedang terisi penuh oleh anak-anak yang mengikuti proses belajar mengajar.

Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved