TRIBUNWIKI
Sejarah Terbentuknya Sumpah Pemuda, Diperingati Setiap 28 Oktober
Melalui Sumpah Pemuda, perjuangan rakyat tidak lagi bersifat lokal dan memiliki persatuan yang kuat.
Penulis: Rizky Aisyah | Editor: Ayu Prasandi
Sementara itu, Ramelan berpendapat bahwa gerakan kepanduan tidak dapat dipisahkan dari gerakan nasional, dan bahwa gerakan kepanduan mengajarkan anak-anak sejak usia dini tentang disiplin dan kemandirian yang diperlukan untuk perjuangan.
Sebelum kongres ditutup, lagu "Indonesia" karya Raja Rudolf Supratman dikumandangkan, yang disambut sorak-sorai meriah oleh para peserta kongres.
Kongres ditutup dengan pengumuman hasil-hasil kongres, yang dirumuskan oleh para pemuda yang hadir sebagai berikut.
PERTAMA.
KAMI POETERA DAN POETERI INDONESIA,
MENGAKOE BERTOEMPAH DARAH JANG SATOE,
TANAH INDONESIA.
KEDOEA.
KAMI POETERA DAN POETERI INDONESIA,
MENGAKOE BERBANGSA JANG SATOE,
BANGSA INDONESIA.
KETIGA.
KAMI POETERA DAN POETERI INDONESIA,
MENDJOENDJOENG BAHASA PERSATOEAN,
BAHASA INDONESIA.
(cr/tribun-medan.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/Ilustrasi-Tokoh-Sumpah-Pemuda.jpg)