2 Politisi PDI Perjuangan Minta Wali Kota Medan Tunda Pelebaran Drainase Sampali, Ini Pendapatnya

Dua politisi PDI Perjuangan meminta Wali Kota Medan Bobby Nasution tidak boleh terburu-buru melakukan pelebaran drainase Sampali.

Editor: Jefri Susetio
Istimewa
Dua politisi PDI Perjuangan meminta Wali Kota Medan Bobby Nasution tidak boleh terburu-buru melakukan pelebaran drainase Sampali. 

TRIBUNMEDAN.COM, MEDAN - Dua politisi PDI Perjuangan Sumatera Utara meminta Wali Kota Medan Bobby Nasution tidak terburu-buru melakukan pelebaran drainase Sampali. 

Apalagi, sudah viral dan banyak keluhan masyarakat terkait dampak dari rencana pelebaran drainase tersebut. 

Wakil Ketua PDI Perjuangan Brilian Moktar mengatakan, Wali Kota Medan Bobby Nasution tidak boleh terburu-buru melakukan pelebaran drainase Sampali.

"Saya baru melihat baru Wali Kota Medan Muhammad Bobby Afif Nasution yang serius dalam mengatasi banjir. Keseriusan Wali Kota Medan dalam mengatasi banjir harus diapresiasi. Namun dalam penanganan banjir di Kota Medan seharusnya ada kajian yang mendalam," ujarnya kepada Tribun-Medan.com, Senin (11/9/2023).

Baca juga: Merahkan Nias, Ketua DPD PDI Perjuangan Sumut: Kepulauan Nias ini Perlu Dimaksimalkan Pariwisatanya

 

Menurutnya, kajian yang mendalam dalam mengatasi banjir agar tepat sasaran. Artinya, pembangunan tidak berdampak negatif terhadap masyarakat seperti adanya masalah sosial dan masyarakat.

Ia berpendapat sebelum dilakukan pelebaran drainase harus ada kajian terlebih dahulu.

"Berapa banyak debit air yang masuk apabila terjadi hujan dengan intensitas tinggi. Dan, tempat-tempat mana saja kantong banjir dialirkan ke drainase terdekat sehingga tidak tertumpu pada satu drainase saja," katanya.

Selanjutnya, dilakukan pengecekan secara berkala dan rutin terkait kapasitas drainase.

"Tidak mampu lagi menampung air karena apa? Karena drainase tersumbat banyak sampah? Sehingga air tidak dapat mengalir dengan lencar. Persoalan selama ini Pemerintah Medan lebih suka membangun drainase daripada melakukan perawatan," ujarnya.

Dia menyampaikan, rencananya pelebaran drainase Sampali menimbulkan protes di masyarakat. Protes masyarakat disampaikan secara langsung maupun lewat media sosial.

Adapun keluhan masyarakat sekitar drainase itu mengeluh tidak bisa berjualan atau membuka toko karena terdampak pengerjaan proyek.

"Kalau satu atau dua hari masyarakat tidak bisa berjualan karena ada pengerjaan drainase masih bisa dimalumi. Tapi kalau sudah sepekan lebih berapa kerugian yang harus ditanggung masyarakat," ujarnya.

Tidak hanya itu, pelebaran drainase ini berdampak badan jalan semakin sempit sehingga menimbulkan kemacetan. Dan, akses keluar masuk akan semakin sulit.

"Hal yang paling penting adalah akses mobil pemadam kebakaran bila di daerah pemukiman yang jalannya sempit. Bila ada kebakaran kan gawat," katanya.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved