News Video

BIKIN GEMPAR, Pemilik Ponpes di Langkat Diduga Lecehkan Santriwati, Ini Penjelasannya

Dugaan pelecehan seksual santriwati yang dilakukan oleh pemilik Pondok Pesantren (Ponpes) kembali menggemparkan Kabupaten Langkat, Sumatera Utara.

"Saya juga bilang, apa betul rambutnya mau di gundul, saya masukkan tangan saya dari balik jilbabnya. Saya pegang rambutnya, Alhamdulillah rambutnya gak digundul, cuma dicukur pendek. Tenang aja, nanti Buya bilang sama pengurus jangan digundul. Namanya untuk menghilangkan kutu banyak caranya. Yang penting kamu di pondok aja jangan kabur lagi," ujar pemilik ponpes.

Pemilik ponpes bersikeras melalukan hal-hal tersebut hanya sebagai bujuk rayu agar santriwati itu mengurungkan niatnya untuk kabur.

"Pokoknya saya bujuk saya rayu, bahkan pipinya saya cubit, kamu itu cantik, kamu itu imut saya bilang. Intinya bagaimana hati dia ini semangat lagi, dan pikiran saya bagaimana santriwati ini betah di pondok pesantren," ujar K.

Mendengar bujuk rayuan itu, K menambahkan satriwati tetap diam saja. Namun K kembali mengaku, memegang kaki dan betis santriwati itu.

"Kamu ini bersih saya bilang. Pokoknya kamu mondok jangan kabur lagi. Dan pengurusnya saya panggil, kalian jangan gundulkan dia lagi, ini masalah biasa masalah kecil. Bawa masuk ke pondok, gerbang dikunci," ujar K.

Santriwati itu pun akhirnya dibawa masuk ke dalam ponpes. Tetapi menurut pemilik ponpes pada saat itu, tidak ada yang boleh berkunjung.

"Sementara tidak boleh ada yang berkunjung, karena untuk mengantisipasi, agar santriwati tak kabur. Karena pukul 11-12 WIB, waktu istirahat. Takut waktu kami tidur, dia kabur lagi pening kami," ujar pemilik ponpes.

Pria berusia 35 tahun dan bergelar LC ini mengaku, sudah mengetahui jika santriwati dan keluarganya sudah membuat laporan ke Polres Langkat.

"Jadi memang santriwati ini sudah melapor ke Polres Langkat pada, Selasa (5/9/2023). Dan sebelumnya orangtuanya juga datang kemari, ngomong pelecehan seksual-pelecehan seksual, saya diam aja. Dan saya gak tau pelecehannya di mana," ujar K.

Meski demikian K mengaku salah karena sudah memegang tangan dan rambut santriwati.

"Secara agama, itulah salah saya. Bagian intim tidak ada saya raba-raba, paha, dada apalagi kemaluan, itu tidak ada sama sekali. Saya hanya berinteraksi sebagai ayah dan anaknya sendiri. Kalau gak saya bujuk dia, kabur lagi, yang dituntut siapa, ya saya lagi," ujar K.

"Saya kaget juga ketika orangtuanya datang marah-marah dan menuduh saya melakukan pelecehan seksual. Saya gak tau apa-apa, tujuan saya hanya membujuk dan merayu. Dan membuat anak ini betah tidak kabur dari pondok," tutupnya.

Sementara itu, seusai melaporkan dugaan pelecahan seksual yang dilakukan pemilik ponpes, saat ini korban sudah mendapat perlindungan dari Unit Pelayanan Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak (UPTD PPA) Kabupaten Langkat. Korban pun sudah keluar dari ponpes itu.

Kanit PPA Polres Langkat, Aipda Ninit saat dikonfirmasi, belum memberikan komentarnya.

(cr23/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved