Viral Medsos

Dua Perguruan Pencak Silat asal Indonesia Bentrok di Stasiun KA Taiwan, Satu Tewas dan Satu Kritis

Viral di media sosial sebuah video yang menarasikan dua klub pencak silat asal Indonesia bentrok di stasiun kereta api Changhua

|
Youtube TVBS News
Massa dua perguruan pencak silat asal Indonesia dikabarkan bentrok di stasiun kereta api Changhua, Kabupaten Changhua, Taiwan. 

TRIBUN-MEDAN.com - Viral di media sosial sebuah video yang menarasikan dua perguruan pencak silat asal Indonesia bentrok di stasiun kereta api Changhua, Kabupaten Changhua, Taiwan.

Dalam narasi yang beredar tersebut, akibat bentrok antara dua klub pencak silat asal Indonesia, 

Sejauh ini polisi telah menangkap 29 orang.

Korban tewas adalah warga asal Desa Karanggandu, Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek, Provinsi Jawa Timur bernama Fanani (32).

Adapun korban kritis adalah saudara kembar Fanani, berprofesi sebagai Pekerja Migran Indonesia. 

Dia kini menjalani perawatan medis di Taiwan.

"Korban ini merupakan saudara kembar, dan tinggal dalam satu desa beda rumah," terang Anggota Polsek Watulimo Babhinkamtibmas Desa Karanggandu Aipda Setiono seperti dilansir kompas.com, Selasa (5/9/2023).

Setelah penyelidikan lebih lanjut, polisi Taiwan menyelidiki 15 tersangka lainnya karena terlibat kejahatan berat.

Bentrok antar dua perguruan pencak silat asal Indonesia ditayangkan oleh stasiun televisi Taiwan, dan kini tayangan tersebut beredar luas di media sosial.

Adapun salah satu akun yang membagikan kembali tayangan itu adalah akun Instagram @ikl_nusantara.

"Gengsi antar perguruan silat yang berujung bentrok tak hanya terjadi di Indonesia.

Gengsi antar perguruan silat ini rupanya dibawa juga oleh para anggotanya hingga ke Taiwan, tempat mereka bekerja sebagai pekerja migran," isi narasi dalam keterangan unggahan itu.

Dalam tayangan video tersebut, terlihat suasana saat dua kelompok pencak silat itu bentrok.

Terlihat dalam video itu satu kelompok mengejar kelompok yang lain di jalan raya saat malam hari.

Setelah bentrok, tampak para polisi berhasil menangkap para pelaku serta terlihat beberapa korban yang terluka.

Pada potongan video selanjutnya, ditayangkan pula beberapa senjata tajam yang disita oleh polisi setempat sebagai barang bukti.

Dalam narasi video tersebut, disebutkan bahwa tawuran antar dua kelompok perguruan silat itu dimulai dari adu mulut.

Mereka kemudian bertemu di stasiun kereta api Changhua dan terjadilah bentrok.

Dua kelompok tersebut saling pukul dengan senjata masing-masing seperti pisau dan tongkat.

Akibat insiden itu, seorang WNI berusia 32 tahun meninggal dunia akibat luka tusukan, sementara satu lainnya alami luka berat.

Dalam video itu, tak disebutkan jelas identitas dua perguruan silat yang terlibat dalam bentrokan.

”Konflik berdarah terjadi di Stasiun Kereta Api Changhua Kota Changhua. Dua klub pencak silat Indonesia diduga terlibat adu mulut saat latihan. Kedua pihak bertemu untuk berunding. Puluhan orang saling pukul dgn pisau dan tongkat. Polisi segera ke lokasi kejadian, seorang warga negara Indonesia berusia 32 tahun ditusuk dari belakang dan meninggal karena luka-lukanya setelah dikirim ke rumah sakit. Satu orang lainnya juga mengalami luka berat," isi narasi dalam video.

Dilansir dari Tribun Surabaya, Sekretaris Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja Kabupaten Trenggalek, Ari Hartono membenarkan adanya PMI asal Kabupaten Trenggalek yang meninggal dunia di Taiwan.

Ari mengatakan, PMI yang meninggal berasal dari Kecamatan Watulimo.

"Infonya yang meninggal orang daerah Prigi, satunya lagi masih kritis," kata Ari, dikutip dari Tribun Surabaya, Selasa (5/9/2023).

Lebih lanjut, Ari mengatakan PMI yang kritis adalah saudara dari korban yang meninggal.

"Infonya kembarannya," lanjut Ari.

Meski demikian Ari belum bisa memberikan informasi lebih lanjut lantaran pihaknya juga masih berkoordinasi dengan Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI).

Dikutip dari Epoch Time, bentrok antar dua klub pencak silat ini terjadi pada Sabtu (2/9/2023) sekitar pukul 23.00 waktu Tiongkok.

Bentrok tersebut bermula saat keduanya terlibat cekcok di media sosial.

Kedua klub itu kemudian memutuskan untuk bertemu dan berniat negosiasi di depan stasiun kereta api Changhua, Taiwan.

"Karena kedua kelompok seni bela diri tersebut pernah bertengkar sebelumnya, mereka bertemu untuk bernegosiasi," Kata Kepala polisi Changhua Zhang Mingsheng, dikutip dari Epoch Time, Selasa (5/9/2023).

Namun negosiasi tersebut tak mendapatkan titik temu hingga akhirnya terjadi bentrok diantara kedua klub.

Pada saat bentrok, kedua klub membawa senjata tajam sehingga mengakibatkan luka tusukan pada seorang pria berusia 32 tahun di punggungnya.

Luka tusukan itu mengakibatkan pendarahan parah hebat.

Tak hanya itu, luka serius juga dialami seorang pria berusia 21 tahun yang menerima empat kali tebasan senjata tajam.

Setelah mendapat laporan dari warga, polisi mengepung dan menghentikan para pelaku yang melarikan diri.

"Jongkok, jongkok, jongkok" teriak polisi.

Semenrara, dua pria yang terluka dibawa ke rumah sakit, namun, pria berusia 32 tahun akhirnya meninggal dunia akibat luka tusukan, sedangkan pria berusia 21 tahun masih dirawat untuk pengawasan medis.

Selain itu, 29 pekerja migran lainnya diamankan di tempat kejadian.

Melalui penyelidikan awal dan pemeriksaan kamera pengawas, polisi berhasil menemukan tersangka utama berusia 24 tahun, dan senjata tajam yang digunakan dalam insiden tersebut ditemukan di Jalan Jixiang di Changhua.

Setelah mengumpulkan bukti dan merekam keterangan saksi, polisi membawa 15 orang yang terlibat dalam insiden ini ke kejaksaan Changhua dengan tuduhan pembunuhan, penganiayaan, dan perkelahian berkelompok yang berujung pada kematian.

Pihak berwenang juga akan meminta agen dan perusahaan tempat bekerja pekerja migran yang terlibat untuk meningkatkan pengawasan dan mematuhi hukum.

Mereka juga akan menghubungi keluarga korban melalui Kedutaan Besar Indonesia di Taiwan untuk tindak lanjut terkait pemakaman.

Beberapa tahun belakangan, polisi mencatat bahwa banyak pekerja migran Indonesia yang tinggal dan bekerja di Taiwan membuat kelompok seni bela diri.

Mereka sering berkumpul untuk kegiatan sosial, olahraga, dan bahkan mengadakan pertandingan serta demonstrasi.

(cr31/tribun-medan.com/kompas.com)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved