Wanita Tewas

Wanita Ditemukan Tewas di Belakang Rumah, Diduga Alami Depresi Akibat Penyakit Menahun

Perempuan paruh baya asal Huta Dolok Hataran Nagori Dolok Hataran Kecamatan Dolok Batu Nanggar Kabupaten Simalungun ditemukan tewas.

Penulis: Alija Magribi | Editor: Randy P.F Hutagaol
Int
Ilustrasi mayat 

TRIBUN-MEDAN.com, RAYA - Entah apa yang ada dalam pikiran Ernawati Damanik (54).

Perempuan paruh baya asal Huta Dolok Hataran Nagori Dolok Hataran Kecamatan Dolok Batu Nanggar Kabupaten Simalungun itu nekat bunuh diri.

Keputusannya ini diduga tak lepas dari depresi yang ia alami beberapa tahun terakhir.

Kapolsek Serbalawan, AKP Abdullah Yunus Siregar mengatakan, informasi meninggalnya Ernawati setelah anggotanya yang bertugas di Asrama Polsek Serbalawan mendapat informasi adanya warga gantung diri.

"Informasi dari suami korban, Jumian, yang juga menjadi saksi dalam kasus ini. Saksi Jumian menjelaskan bahwa ketika ia bangun pagi, ia tidak menemukan korban di sampingnya," kata Abdullah melanjutkan keterangan suami korban.

Saat itu, kata Jumian kepada Kapolsek, ia kemudian mencari korban dan menemukannya sudah tergantung di pohon nangka di belakang pekarangan rumah milik warga lainnya.

"Korban ditemukan dalam keadaan sudah meninggal dunia. Personel Polsek Serbalawan dibantu warga kemudian menurunkan tubuh korban," kata Kapolsek.

Berdasarkan pemeriksaan awal yang dilakukan oleh petugas bersama tenaga kesehatan dari Puskesmas Serbalawan, Damaris Siahaan, tidak menemukan tanda-tanda kekerasan pada korban. Namun, di leher korban ditemukan bekas jeratan tali atau kain.

Barang bukti yang diamankan dari TKP di antaranya sehelai kain gendong, kain selendang, potongan baju daster, sepatang sandal, dan kursi plastik. Semua barang bukti ini akan digunakan dalam penyelidikan lebih lanjut.

Motif di balik tindak bunuh diri ini diduga karena korban mengalami depresi akibat sakit menahun yang dideritanya.

“Berdasarkan keterangan saksi dan warga setempat, korban selama ini menderita penyakit komplikasi, yaitu penyakit darah tinggi dan batu empedu, selama 10 tahun,” pungkas Abdullah Yunus Siregar.

Terkait kejadian ini, keluarga korban menyatakan tidak keberatan dan memohon agar tidak dilakukan otopsi. Mereka juga tidak berencana melakukan tuntutan hukum terkait kejadian ini.

Jenazah korban kini telah diserahkan kepada keluarga untuk dilakukan proses penguburan.

(alj/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved