TRIBUNWIKI

PERJALANAN Karir Mayjend Hassanudin, Mantan Pangdam hingga Wairjenad, Kini Jadi PJ Gubernur Sumut

Hassanudin bersama 9 Pj kepala daerah lainnya dikabarkan akan dilantik pada 5 September 2023 oleh Presiden.

Editor: Ayu Prasandi
Tribun Medan / Alija
MayjenHassanudin 

Karena semasa kecil sudah kehilangan ayah, putra asli Palembang, Sumatera Selatan ini menjalani kerasnya kehidupan dengan menjadi pedagang asongan.

Kisah bermula saat Hassanudin memberanikan diri masuk TNI melalui tes Akademi Militer (Akmil) tahun 1989.

Tekad bulat diberengi usahanya yang kuat, hingga dia pun lulus Akmil kecabangan Artleri Pertahanan Udara pada tahun 1989.

Hassanudin bukan siapa-siapa, bukan anak pejabat dan juga pengusaha.

“Saya yakin TNI ini adalah profesi seleksi yang fair, itu saya alami sendiri. Saya tidak punya background anak pejabat, bukan anak pengusaha, dan nyatanya saya diterima,” kata Pangdam IM, Mayjen TNI Hassanudin dalam wawancara khususnya saat menerima Pemimpin Redaksi Serambi Indonesia, Zainal Arifin di ruangan kerjanya, Makodam IM, Kamis (1/10/2020).

Hassanudin mengurai singkat perjalanan hidupnya. Ia mengaku hanya seorang pemuda dari pedalaman Prabumulih, Sumatera Selatan.

Sejak kecil, Hassanuddin  telah memulai hidup mandiri dan menyandang status ayak yatim, setelah ayahnya meninggal pada tahun 1975.

Mantan Panglima Komando Daerah Militer I/Bukit Barisan Mayjend TNI (purn) Hassanudin ditunjuk menjadi Penjabat Gubernur Sumatra Utara menggantikan pasangan Edy Rahmayadi dan Musa Rajekshah yang jabatannya berakhir pada 5 September 2023.
Mantan Panglima Komando Daerah Militer I/Bukit Barisan Mayjend TNI (purn) Hassanudin ditunjuk menjadi Penjabat Gubernur Sumatra Utara menggantikan pasangan Edy Rahmayadi dan Musa Rajekshah yang jabatannya berakhir pada 5 September 2023. (HO)

Ibunya, juga bukan siapa-siapa, hanya ibu rumah tangga yang sehari-hari bekerja nyadap getah karet.

 Tekadnya yang kuat untuk tetap bersekolah membuat Mayjen TNI Hassanudin harus mengikuti waknya ke kota (Palembang).

Di kota, sambil sekolah, Hassanudin berkerja sebagai pedagang asongan.

Dia berjualam empek-empek untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Baca juga: Sempat tak Ngaku, Suami Wakil Bupati Labuhanbatu yang Dilapor Cabuli Keponakan Kini Nginap di Sel

“Kalau tempat tinggal dan makan ditanggung sama wak saya, tapi kebutuhan lain harus cari sendiri dengan menjadi pedagang asongan,” kata Pangdam IM mengenang perjalanan hidupnya.

Meski sudah ke kota, namun Hassanudin tak pernah melupakan ibunya di kampung.

Saban tahun saat libur, dia selalu pulang untuk menjenguk ibunya.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved