Menteri Nadiem Makarim tak Wajibkan Skripsi, Rektor dan Mahasiswa Langsung Merespons

Nadiem Makarim mengeluarkan kebijakan yang tidak menjadikan skripsi sebagai sebagai satu-satunya syarat kelulusan bagi mahasiswa perguruan tinggi.

Editor: Salomo Tarigan
Tangkap Layar Youtube KEMENDIKBUD RI
Mendikbudristek Nadiem Makarim 

Nadiem mengatakan setiap kepala prodi punya kemerdekaan sendiri dalam menentukan standar capaian kelulusan mahasiswa mereka.

Sehingga standar capaian lulusan ini tidak dijabarkan secara rinci lagi di Standar Nasional Pendidikan tinggi.

"Perguruan tinggi dapat merumuskan kompetensi sikap dan keterampilan secara terintegrasi," tutur Nadiem.

Pasca regulasi ini diterbitkan, tugas akhir mahasiswa bisa dalam beberapa bentuk skripsi, prototipe, proyek, atau bentuk tugas akhir lainnya baik secara individu maupun berkelompok.

Adapun jika program studi sarjana atau sarjana terapan sudah menerapkan kurikulum berbasis proyek atau bentuk lain yang sejenis, maka tugas akhirnya dapat dihapus atau tidak lagi bersifat wajib.

Sementara itu, mahasiswa program magister atau magister terapan dan doktor atau doktor terapan wajib diberikan tugas akhir namun tidak perlu diterbitkan di jurnal.

Aturan ini membuka berbagai opsi bagi perguruan tinggi untuk menentukan penilaian terhadap mahasiswa.

Respons Mahasiswa

Sebagian Mahasiswa di beberapa kampus sepakat dengan kebijakan baru yang dibuat oleh Mendikbudristek Nadiem Makarim.

Sebagaimana diketahui, Nadiem Makarim mengeluarkan kebijakan yang tidak menjadikan skripsi sebagai sebagai satu-satunya syarat kelulusan bagi mahasiswa perguruan tinggi.

Terkait hal ini, Wakil Presiden Mahasiswa BEM Unsika, Bram Indra Maulana sepakat dengan kebijakan tersebut.

Meski di sisi lain ia menilai skripsi merupakan hal bagus untuk melatih cara berpikir mahasiswa.

"Bagi saya itu mungkin suatu gebrakan perubahan yang besar dari pemerintah dalam meng-explore tingkat kemampuan dan memberikan Freedom of thought kepada mahasiswa untuk menuangkan keilmuannya," kata Bram kepada Tribunnews, Rabu (30/8/2023).

Senada dengan Bram, Rizal Hidayat dari mahasiswa Universitas Diponegoro pun sepakat atas kebijakan tersebut.

"Karena materi S1 tuh emang sebenarnya masih umum, sedangkan skripsi menjurus ke 1 topik doang," ujar Rizal.

Sumber: Tribunnews
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved