Siswa SPN Meninggal

RSUP Adam Malik Sebut Siswa SPN Lampung Meninggal Karena Jantung Membesar, Keluarga Tak Puas

Pihak keluarga Advent Pratama Telaumbanua (APT) tidak puas dengan hasil autopsi dari Rumah Sakit Umum Pusat Adam Malik, Medan, Sumatera Utara.

Editor: Satia
Kolase Tribun Medan
Siswa Bintara asal Kabupaten Nias Selatan bernama Advent Pratama Telaumbanua tewas saat menjalani pendidikan di Sekolah Polisi Negara (SPN) Polda Lampung. 

TRIBUN-MEDAN.COM, MEDAN - Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Adam Malik, Sumatera Utara menyampaikan hasil autopsi terhadap siswa SPN Lampung yang meninggal secara tiba-tiba saat pelatihan.

Menurut dokter spesialis M Nasib Situmorang, siswa SPN Pratama Telaumbanua meninggal dikarenakan jantung membesar. 

Diketahui, pemeriksaan ulang ini dilakukan atas permintaan dari pihak keluarga. 

Dikutip dari Tribunlampung.co.id, pihak dokter menemukan jantung yang membesar dan mengakibatkan siswa SPN ini meninggal. 

"Kami melakukan pemeriksaan dalam atau autopsi terhadap jenazah dan kami temukan jantungnya membesar," kata Nasib dalam konferensi pers di Mapolda Lampung, Senin (28/8/2023).

Baca juga: Pernah Ditangkap Namun Dibebaskan karena Jual Obat Ilegal, Imam Masykur Tewas Dianiaya Oknum TNI

Ia menjelaskan, tim RSUP Adam Malik telah menyimpulkan kematian Advent karena penyakit jantungnya.

"Kami pada 16 Agustus 2023 mendapatkan jenazah dari Lampung dikirim ke RSUP Adam Malik pukul 10.30 WIB," jelas Nasib.

Pihaknya meminta surat permintaan visum dari Polda Lampung.

Polda Lampung akhirnya mengeluarkan surat itu pada 16 Agustus 2023 pukul 23.30 WIB.

"Lalu atas permintaan keluarga, akhirnya autopsi dilakukan pada malam itu juga," tutur Nasib.

Baca juga: Desy Taufiq Hidayat: Mari Kita Saling Peduli Pada Tumbuh Kembang Generasi Kita Tanpa Pamrih

Pihak keluarga beralasan autopsi dipercepat karena jenazah akan dibawa ke Nias melalui jalur laut.

"Pada 17 Agustus 2023 pada pukul 00.00 WIB, kami melakukan autosupi terhadap Advent," tuturnya.

"Jadi dari hasil pemeriksaan, di tubuh Advent kami menemukan luka di tangan, punggung tangan, dagu, bibir, dan kening itu adalah luka baru," kata Nasib.

Baca juga: Bawaslu Mediasi Sengketa Pemilu, 3 Berkas Bacaleg Demokrat Akhirnya Diakomodir

"Kami juga menemukan luka di punggung tangan sebelah kanan kiri, luka di pinggang bagian belakang adalah luka lama," tambahnya.

"Karena curiga, kami lakukan pemeriksaan patologi anatomi. Makanya permintaan hasil visum tidak dapat dikeluarkan. Kami menunggu hasil patologi anatomi," kata Nasib.

 

Lapor Kapolri

Pihak keluarga Advent Pratama Telaumbanua (APT) tidak puas dengan hasil autopsi dari Rumah Sakit Umum Pusat Adam Malik, Medan, Sumatera Utara.

Mereka pun berniat melaporkan kasus ini ke Presiden Joko Widodo dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.

Baca juga: Saat Anev, Kapolres Tanjungbalai Pesankan Ini ke Seluruh Personel

Advent, siswa Sekolah Polisi Negara (SPN) Lampung, tewas saat menjalani pendidikan.

Keluarga Advent juga tidak puas dengan hasil gelar perkara yang dilakukan oleh Polda Lampung, Senin (28/8/2023).

"Kami kurang puas dengan hasil dari autopsi dan juga gelar perkara yang dilakukan oleh Polda Lampung," kata Rahmat Telaumbanua, paman korban, saat diwawancarai seusai konferensi pers di Mapolda Lampung, Senin (28/8/2023).

Baca juga: Inilah Tugas Sehari-hari Oknum Paspampres yang Menganiaya Warga Aceh sampai Tewas

Ia mengatakan, pihaknya berencana melaporkan kasus ini ke Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Kemungkinan besar akan mengadukan kasus ini kepada pihak Kapolri dan Pak Presiden," imbuhnya.

Ia melanjutkan, keluarga sangat kecewa dengan hasil autopsi.

"Kalau menurut mereka, korban (tewas) karena ada sit up dan push up, makanya ada tulang ekor hitam. Kalau saya setiap kali shit up tidak seperti itu dampaknya," ungkap Rahmat.

Baca juga: Oknum Sekretaris Desa Digerebek dan Dihajar Warga hingga Bonyok, Amarah Warga Meledak

Ia menyebutkan, adanya lebam pada bagian tubuh korban itu dikarenakan sudah terbiasa shit up tidak rata.

"Akan tetapi luka lebam di bagian pinggang tersebut belum terjawab. Katanya akibat benda kecil. Tetapi bukan itu yang membuat kematian," sambung dia.

Ia mengatakan, polisi menjelaskan kematian korban karena ada pembengkakan pada jantung.

"Kalau itu alasannya, seharusnya pas tes tidak diterima anak kami ini," cetus Rahmat.

"Kami sangat kecewa dengan hasil ini. Kami mengikuti gelar perkara dari jam satu sampai sore," lanjutnya.

Baca juga: Polres Tapteng Laksanakan Gaktiblin Terhadap Personel Polwan

Salatieli Daeli, kuasa hukum korban, mengatakan, pihaknya kecewa dengan hasil autopsi dari RSUP Adam Malik.

"Ada yang kami tanyakan tetapi tidak dijawab dengan detail. Luka yang begitu banyak tapi tidak maksimal dijawabnya," beber Salatieli.

"Memang ada yang dijawab oleh dokter, tapi kami tidak bisa terima," lanjutnya.

Ia mengungkapkan kejanggalan, dimana korban memakai topi polisi, tetapi dahinya terluka.

"Hasil forensik RSUP Adam Malik katanya tidak ada tanda kekerasan. Kami akan ada upaya hukum lainnya," jelas dia.

Baca juga: Saat Anev, Kapolres Tanjungbalai Pesankan Ini ke Seluruh Personel

Ia mengatakan, Kompolnas meminta supaya kasus ini terungkap.

Tetapi, pihak forensik menjawab sudah melakukan upaya maksimal.

"Dan penganiayaan terhadap fisik belum terbukti. Kami pertanyakan itu dari sisi luka tersebut. Kami belum puas dan akan mengadukan ke Pak Kapolri dan Presiden," tandasnya.

 

Artikel ini Tayang di TRIBUN LAMPUNG

Baca Berita Tribun Medan Lainnya di Google News

(Tribunmedan)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved