Viral Medsos
Nasib Bocah 7 Tahun Dicabuli Kakek 70 Tahun di Kramatjati, Psikolog: Psikisnya Tak Bisa Normal Lagi
Seorang kakek berinisial D (70) mencabuli bocah perempuan berinisial N (7) di kawasan Dukuh, Kramatjati, Jakarta Timur.
Nasib Bocah 7 Tahun Dicabuli Kakek 70 Tahun di Kramatjati, Psikolog: Psikis Anak Tak Bisa Normal Lagi
TRIBUN-MEDAN.COM - Kasus seorang kakek berinisial D (70) tega mencabuli bocah perempuan berinisial N (7) di kawasan Dukuh, Kramatjati, Jakarta Timur, ditanggapi oleh psikolog anak, remaja, dan keluarga, Novita Tandry.
Novita Tandry mengatakan bahwa kejadian itu akan membuat mental N (7) terganggu dan tidak akan pernah bisa kembali normal seperti sedia kala.
Menurut Novita, hal itu terjadi, karena memori otak N telah merekam kejadian berupa 'pemaksaan' melakukan seks, yang seharusnya tidak didapatkannya saat masih belia.
"Pastinya kesehatan mentalnya terganggu, dari yang paling kecil, dari yang ringan sampai yang berat," kata Novita dikutip dari Wartakotalive.com, Sabtu (26/8/2023).
"Tidak pernah bisa normal, tidak akan pernah bisa normal, itu satu,"ujarnya.
Karena menurutnya, anak-anak yang mengalami pelecehan seksual, kekerasan seksual, tidak akan pernah balik normal seperti dia dulu sebelum dapat kekerasan dan pelecehan seksual.
"Itu pasti (psikisnya tidak bisa normal lagi)," jelas Novita.
Novita menuturkan bahwa korban perlu mendapatkan pendampingan dari ahli, profesional, hingga keluarga untuk menjalani hari-hari ke depannya.
Pasalnya, pelecehan seksual bukanlah peristiwa yang mudah untuk dilupakan.
"Anda jatuh aja dari sepeda, kaki misalnya patah lalu berbulan-bulan harus pakai kursi roda, itu enggak pernah bisa lupa kan setiap melihat luka tersebut? kita akan ingat betapa sakitnya dulu waktu jatuh, betapa lamanya pengobatan itu. Sama dengan kesehatan mental," tutur Novita.
"Apalagi berbicara soal pelecehan seksual, penetrasi yang terjadi di usia masih kecil. Mungkin di usia masih kecil, dia belum bisa membayangkan apa yang disebut penetrasi," jelas Novita.
"Tapi pada saat masuk ke usia remaja, pertama kali tahu apa yang disebut dengan hubungan seksual, ini dan lain sebagainya, memori pertama yang keluar adalah memori di mana saat dia dilakukan penetrasi hubungan di masa kecil," beber Novita.
Sehingga, proses pendampingan pada korban pelecehan seksual tidak bisa dilakukan sebulan atau dua bulan, melainkan berkelanjutan.
Baca juga: Kasat Reskrim Polres Padangsidimpuan Beri Trauma Healing kepada Korban Cabul
Baca juga: Terkuak, Dua Guru Santri Kasus Cabul di Palas Ngaku Lebih Suka Laki-laki Dibandingkan Perempuan
Baca juga: VIRAL Kakek Cabul Raba Tubuh Siswi SD yang Baru Pulang Sekolah, Warga Geram Sepakat Laporkan Pelaku
Baca juga: Akhir Hidup Ayah Pelaku Cabul Anak Kandung, Masuk Penjara Tewas Dihajar Tahanan Lain di Dalam Sel
Novita mengatakan bahwa pendampingan dan dukungan dari pihak keluarga sangat penting dilakukan dalam proses tumbuh kembang sang anak.
| REKAM JEJAK Brigjen Yusri Yunus, Daftar Jabatan Penting di Polri Pernah Diemban Yusri Yunus |
|
|---|
| DUDUK PERKARA Oknum TNI Prada SA Ngamuk di Tempat Hiburan Malam, TNI AD Usut Asal Senjata Api |
|
|---|
| SOSOK Brigjen Yusri Yunus Petinggi Polri Meninggal Tadi Malam, Yusri Rekan Seangkatan Kapolri |
|
|---|
| Nasib Oknum Polisi M Yunus Tendang Pengendara, Kapolres Prabumulih Diminta Bertindak, Kronologinya |
|
|---|
| Paniknya Pejabat Ini Tiba-tiba Didatangi Petugas dan Ditangkap, Puluhan Juta Uang di Bawah Meja |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/Kasus-seorang-kakek-tega-mencabuli-bocah-perempuan.jpg)