Berita Viral

Ahmad Sahroni Minta Menkes Periksa Para Perawat Usai Viral Kasus Bayi Kritis Diduga Karena Kelalaian

Ahmad Sahroni turut menyoroti kasus bayi berusia satu bulan kritis diduga akibat kelalaian yang dilakukan oknum perawat di RSAB Harapan.

|
Penulis: Istiqomah Kaloko |
Instagram.com/@ahmadsahroni88 dan @sucichintia88
Ahmad Sahroni soroti kasus bayi satu bulan alami kritis dan pendarahan di kepala diduga karena kelalaian perawat. 

TRIBUN-MEDAN.com - Wakil Ketua Komisi III DPR RI, Ahmad Sahroni turut menyoroti kasus bayi berusia satu bulan kritis diduga akibat kelalaian yang dilakukan oknum perawat di Rumah Sakit Anak dan Bunda (RSAB) Harapan.

Melalui akun Instagramnya, Ahmad Sahroni menyentil Kementerian Kesehatan atas insiden yang menimpa bayi tersebut.

Baca juga: Bayi Usia Satu Bulan Kritis dan Pendarahan di Kepala Diduga Karena Kelalaian Perawat

Tah hanya itu, Ahmad Sahroni juga meminta Menteri Kesehatan memeriksa para perawat agar kejadian yang menimpa bayi tersebut tak terulang lagi pada bayi-bayi lainnya.

"Ada Kejadian yg sangat Memilukan di duga di RSAB harapan Kita, penjelasan lengkap ada di Postingan saya,

@kemenkes_ri ini pak mentri wajib Periksa para Perawat nya , berbahaya kl masih ada yg beginian di RS besar,

Tolong Pak menkes @budigsadikin," tulis Ahmad Sahroni di akun Instagramnya.

Sebelumnya Ibu sang bayi, Suci Chintia menceritakan kronologi bagaimana anaknya mengalami pendarahan hebat hingga kritis.

Pada mulanya, seorang anak bernama Lanala Ayudisa Halim didiagnosis mengalami ileostomi dan kelainan fungsi hati ketika berusia 1 bulan 27 hari.

Setelah menjalani perawatan selama satu bulan di RS Pelni, pasien tersebut dirujuk ke RSAB di Jakarta Barat pada tanggal 12 Juli 2023 dengan rujukan ke poli gastro.

Pada tanggal 12 Juli, Chintia mengatakan bahwa dia membawa anaknya ke bagian IGD RSAB dengan kondisi feses anak yang cair dan lemas, dengan didiagnosis menderita diare dan dehidrasi.

Kemudian, anak tersebut dirawat di NICU hingga tanggal 3 Agustus 2023, dengan total hampir tiga minggu perawatan dimana kondisi feses masih cair, dan berat badannya naik-turun, namun tidak ada konsultasi dengan dokter gastro atau bedah.

Baca juga: Bersedia Tes DNA, Ibu Pemilik Bayi Tertukar di Bogor, Ajukan Syarat Berat Padahal Bukan Anaknya

Bahkan Chintia mengatakan, dengan kondisi sang anak yang seperti itu suster di NICU merencanakan agar sang anak atau pasien untuk pulang.

Melihat kondisi sang anak yang masih seperti itu,  Chintia menghubungi dr. Franciska Bunjamin, dokter bedah anak di RS Pelni, untuk membantu kondisi anaknya yang masih memiliki feses cair. Akhirnya, dr. Franciska membantu menghubungi dokter bedah di RSAB untuk meninjau kondisi pasien.

Setelah itu, anak tersebut dipindahkan ke ruang rawat inap Ruang Widuri pada tanggal 3 Agustus 2023.

Selama perawatan di Ruang Widuri, Chintia merasa lega karena banyak dokter yang membantu menangani anaknya, termasuk dr. Gizi yang menemukan susu yang cocok sehingga berat badannya naik.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved