Toba Memilih

Antisipasi Golput di Pemilu 2024, KPU Toba Perkuat Sosialisasi dan Bentuk Tim Relawan

Untuk mencegah banyak masyarakat golput, KPU Sumut melakukan persiapan data pemilih secara cermat.

Penulis: Maurits Pardosi | Editor: Randy P.F Hutagaol
TRIBUN MEDAN/MAURITS PARDOSI
Komisioner KPU Toba Rantu Pasaribu. 

TRIBUN-MEDAN.com, BALIGE – Menjelang pemilihan umum (pemilu) 2024, pihak KPU mengantisipasi banyak masyarakat yang golongan putih (golput).

Untuk mencegah banyak masyarakat golput, pihaknya melakukan persiapan data pemilih secara cermat.

Komisioner KPU Toba Rantu Pasaribu mengutarakan, badan adhoc yang dibentuk jelang pemilu harus menjalankan tugas dengan tepat.

Mendata dari rumah ke rumah warga akan membuat data pemilih lebih akurat.

Hal ini juga mengantisipasi banyaknya masyarakat yang tak terdata. Menurutnya, angka orang yang tidak memilih itu dapat dilihat dari jumlah data pemilih.

“Kalau persiapan, kita berangkat dari data pemilih. Pertama, bagaimana agar masyarakat terdaftar sebagai data pemilih. Sehingga dalam persiapan data pemilih, kita harus pastikan badan adhoc itu sudah mendatangi rumah-rumah masyarakat supaya semua yang berpenduduk dan dapat dibuktikan dengan KTP terdata dan terdaftar pada data pemilih,” ujar RantuPasaribu, Jumat (11/8/2023).

Saat ini, KPU juga tengah mempersiapkan data pemilih tambahan. Dalam tahapan tersebut, pihaknya berharap para calon pemilih yang belum terdata sebelumnya dapat berkoordinasi dengan badan adhoc.

“Lalu, di luar itu juga, ada langkah yang dilakukan KPU. Apalagi, saat ini kita tengah menyusun daftar pemilih tambahan. Ini adalah upaya kita menimilalisir orang tidak memilih. Memang, kalau di KPU amat jarang menggunakan kata golput. Kita fokus pada upaya mengakomodir masyarakat agar hak pilihnya dapat berjalan,” terangnya.

Upaya lain yang mereka lakukan guna meminimalisir orang yang tidak memilih adalah sosialisasi pemilu. Pada pemilu 2020, pihaknya membentuk tim relawan KPU yang tugasnya adalah melakukan sosialisasi serta mengajak masyarakat datang ke TPS dan menggunakan hak pilihnya.

“Kita juga melakukan sosialisasi, misalnya bagaimana cara memilih. Lalu, pada Pilkada 2020, kita membentuk tim relawan Pemilu. Tugasnya, menyoliasasikan soal jadwal pemilu. Setiap desa kita bentuk tim relawan pemilu. Mereka bekerja dari rumah ke rumah,” sambungnya.

Selain menyosialisasikan dengan mengumpulkan banyak orang, tim tersebut juga menyampaikan sosialisasi secara personal dengan membawa template surat suara.

“Mereka juga aktif melakukan sosialisasi kepada orang per orang, jadi tak harus mengumpulkan banyak orang. Kita fasilitasi juga mereka dengan template surat suara,” sambungnya.

Saat pemilihan semakin mendekat, mereka kembali gencar melakukan sosialisasi ke tempat-tempat ibadah, sekolah, dan instansi-instansi.

“Seminggu sebelum pemilihan, kita melakukan sosialisasi keliling dengan memastikan hari pemungutan suara itu hari apa, memastikan apa yang harus dibawa ke TPS, kita juga mengatakan kepada yang belum ke dalam daftar pemilih boleh menggunakan hak pilihnya pada jam tertentu,” terangnya.

Dalam sosialisasi, beberapa hal mereka sampaikan agar calon pemilih jangan kebingungan saat berada di TPS.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved