Dugaan Malapraktik RSU Bina Kasih

Diduga Lakukan Malapraktik, Puluhan Massa Geruduk Kantor Gubernur Minta RSU Bina Kasih Medan Ditutup

Puluhan massa yang tergabung dalam Koalisi Peduli Kesehatan Sumatera Utara, menggelar aksi unjuk rasa di depan Kantor Gubernur Sumut

|

TRIBUN-MEDAN.COM, MEDAN - Puluhan massa yang tergabung dalam Koalisi Peduli Kesehatan Sumatera Utara, menggelar aksi unjuk rasa di depan Kantor Gubernur Sumut, Jalan Diponegoro, Medan, Selasa (25/7/2023). 

Aksi ini dilakukan akibat dugaan malpraktik yang dilakukan Rumah Sakit Umum (RSU) Bina Kasih Medan terhadap pasien berinisial RSS (6), anak pegawai Kodam I/BB, Holmes Sitompul, saat melakukan operasi tulang akibat jatuh pada 18 Mei 2023 lalu. 

Baca juga: SUNTIK SILIKON Pembawa Maut, Seorang Pria Tewas Jadi Korban Malapraktik Akibat Kolagen Kedaluwarsa!

Baca juga: Tanggapan RS Bina Kasih setelah Dokternya Dilaporkan ke Polda Sumut terkait Dugaan Malapraktik

"Urat nadi anak tersebut terpotong dan pihak RSU Bina Kasih diduga sengaja melakukan pembiaran terhadap anak itu pasca operasi tangannya agar terjadi pembusukan yang bertujuan menghilangkan jejak jaringan urat tangan yang terpotong," ujar Koordinator Aksi Andrew Amanah Carnegie Hasibuan.

Andrew mengatakan, pihaknya menduga telah terjadi persekongkolan jahat sesama tenaga medis RSU Bina Kasih terhadap keluarga korban.

Dugaan ini berdasarkan pengakuan orangtua RSS, yakni Holmes Sitompul, karena ngototnya pihak RSU Bina Kasih meminta Holmes untuk menghapus atau meghilangkan dokumentasi dalam bentuk foto dan video yang diambilnya pada setiap proses pengobatan terhadap anaknya di RSU tersebut. 

Massa aksi juga menuding RSU Bina Kasih sudah lama memberikan pelayanan yang buruk kepada para pasiennya. Menurut mereka, penilaian itu berdasarkan adanya pengakuan dari beberapa keluarga pasien yang pernah dirawat di RSU Bina Kasih

"Parahnya, RSU tersebut dalam 'menggarap' pasien melalui kerjasama rujukan dengan RSU Daerah, diduga melakukan suap menyuap berupa pemberian fee kepada pejabat RSUD di Sumut, termasuk di Padanglawas," ungkapnya. 

Dalam tuntutannya, massa aksi mendesak Polda Sumut untuk segera melakukan penyelidikan dan penyidikan serta menetapkan tersangka dalam kasus ini berdasarkan laporan orangtua korban bernomor STTLP/B/840/VII/2023/SPKT/Polda Sumut, pada Sabtu, 15 Juli 2023, lalu. 

Selain itu, mereka juga meminta supaya Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi, untuk turut memberikan rekomendasi penutupan RSU Bina Kasih karena terjadinya mal praktik itu dan suap menyuap dalam melalukan kerjasama dengan RSUD di Sumut.  

"Kami juga mendesak Kementerian Kesehatan RI untuk turut melakukan pemeriksaan intensif terhadap RSU tersebut serta mencabut izin operasionalnya. Rumah sakit swasta di Sumut juga kami minta hentikan perujukan pasien ke RSU Bina Kasih," pungkas Andrew.

Baca juga: Jawaban RS Bina Kasih Soal Dugaan Malapraktik Anak Anggota Kodam I/Bukit Barisan

Baca juga: Dokter RS Bina Kasih Dilaporkan karena Dugaan Malapraktik, Tangan Bocah 6 Tahun Nyaris Diamputasi

Dalam aksi tersebut, massa juga menunjukkan foto hitam putih bergambar tangan RSS yang sudah membusuk.

Dalam foto itu terlihet kulit tangan yang melepuh hingga busuk.

Di lokasi aksi tampak puluhan personel Satpol PP berjaga di depan gerbang kantor gubernur.

Saat aksi berlangsung, tidak ada pejabat Pemerintah Provinsi Sumut yang memberikan tanggapan terhadap massa aksi.

(cr14/tribun-medan.com)

 

 

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved