Festival Ekonomi Syariah

Festival Ekonomi Syariah Resmi Digelar, Ada Tiga Lokasi di Kota Medan, Berikut Kegiatan Fesyar

Festival Ekonomi Syariah (Fesyar) Regional Sumatera Tahun 2023 resmi dibuka di Halaman Istana Maimun Kota Medan pada Jumat (21/7/2023).

|
TRIBUN MEDAN/HO
Festival Ekonomi Syariah (Fesyar) Regional Sumatera Tahun 2023 yang ditandai d dengan pemukulan gendang pakpung yang dilakukan oleh Deputi Gubernur Bank Indonesia Juda Agung, Anggota komisi XI DPR-RI Hidayatullah, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Provinsi Sumatera Utara Agus Tripriyono, Sultan Deli ke 14 Mahmud Arya Lamanjiji dan Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sumatera Utara Wira Kusuma. 

TRIBUN-MEDAN.com,MEDAN - Festival Ekonomi Syariah (Fesyar) Regional Sumatera Tahun 2023 resmi dibuka di Halaman Istana Maimun Kota Medan pada Jumat (21/7/2023).

Pembukaan acara tersebut ditandai dengan pemukulan gendang Melayu pakpung yang dilakukan oleh Deputi Gubernur Bank Indonesia Juda Agung, Anggota komisi XI DPR-RI Hidayatullah.

Kemudian, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Provinsi Sumatera Utara Agus Tripriyono, Sultan Deli ke 14 Mahmud Arya Lamanjiji dan Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sumatera Utara Wira Kusuma.

Berdasarkan pantauan Tribun Medan, Peresmian acara Fesyar Regional Sumatera 2023 ini juga turut dihadiri oleh sejumlah masyarakat Kota Medan dan sekitarnya.

Baca juga: Saking Banyaknya Uang Milik Mira Hayati, Pihak Bank Rela Datang ke Rumahnya untuk Menghitung Uang

Deputi Gubernur Bank Indonesia, Juda Agung mengatakan bahwa kegiatan Festival Ekonomi Syariah merupakan kegiatan reguler yang rutin diselenggarakan oleh Bank Indonesia setiap tahunnya.

"Alhamdulillah tahun 2023 ini Fesyar telah memasuki tahun ke 7 dan tema yang diangkat pada Fesyar di Sumatera sangat relevan tidak hanya karena trend penggunaan digital telah menjadi kunci di dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif namun juga keberhasilan kita di dalam mendorong ekonomi keuangan syariah," Ujarnya dalam sambutan pembukaan acara Fesyar Regional Sumatera 2023.

Dikatakannya, melalui acara ini sejumlah kegiatan ekonomi dan keuangan syariah di Sumatera diperkuat melalui berbagai upaya akselerasi digitalisasi di bidang ekonomi syariah seperti digitalisasi sertifikasi halal, digitalisasi keuangan sosial siswa, seminar dan talkshow yang bertemakan digitalisasi ekonomi dan keuangan syariah.

Upaya itu dilakukan karena saat ini peran ekonomi syariah di tingkat Global maupun domestik terus berkembang dan menjadi sumber pertumbuhan ekonomi baru.

"Fenomena ini bahkan tidak hanya terjadi di negara yang dihuni penduduk mayoritas beragama Islam namun juga pada negara minoritas muslim seperti Jepang, Korea dan Singapura yang berupaya mendorong turis yang friendly terhadap muslim traveller wisata ramah muslim," Ungkapnya.

Dia menjelaskan, saat ini ekonomi syariah Indonesia berada di posisi ke 4 dunia setelah Malaysia, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab.

"Untuk mencapai visi menjadi pusat ekonomi dan keuangan syariah dunia, membutuhkan berbagai pencapaian signifikan baik di ekonomi dan keuangan syariah untuk itu setidaknya ada tiga hal yang menjadi alasan mengapa kita di Indonesia harus terus mengakselerasi pertumbuhan ekonomi keuangan Syariah," Sebutnya.

Pertama, dikatakannya, dalam industri wisata ramah muslim, Indonesia masih belum masuk 10 besar dunia, padahal potensi industri ini di Indonesia sangat besar dan Indonesia masih kalah dibanding negara lainnya seperti Malaysia dan Kazakhstan.

"Kedua dari sisi perkembangan keuangan syariah kita masih belum menggembirakan, market share stagnan di kisaran 10 persen di tengah ekspansi produk keuangan syariah yang juga masih relatif terbatas dan yang ketiga dari hasil Survei BI pada 2022 di 18 provinsi menunjukkan indeks literasi ekonomi syariah masih pada posisi 23.3 persen yang menunjukkan get yang relatif jauh dari target 50 persen di tahun ini," Ungkapnya.

Untuk mencapai visi Indonesia, mengisi peluang serta menghadapi tantangan Global, terdapat 3 pilar utama yang harus dilakukan yaitu Pilar pertama penguatan ekosistem halal, pilar yang kedua penguatan keuangan yang berbasis syariah, dan pilar ketiga untuk mendorong penguatan penerapan gaya hidup yang halal (halal lifestyle).

'Ketiga pilar ini pada dasarnya diharapkan dapat mendorong perekonomian syariah yang mendukung inklusivitas, pertumbuhan, dan perekonomian yang berkelanjutan," Tutupnya.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved