Berita Nasional

Sholat Pria dan Wanita 1 Shaf, Muhammadiyah Desak Pemerintah Bubarkan Al Zaytun

Kali ini Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir meminta pemerintah menertibkan Ponpes Al Zaytun

Tangkapan layar
Panji Gumilang saat menjadi imam salat Idul Adha masjid yang terletak di Ponpes Al-Zaytun Indramayu, Kamis (29/6/2023). Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir meminta pemerintah menertibkan Ponpes Al Zaytun yang dianggap menyimpang dari ajaran agama Islam. 

Rekomendasi dari pria yang karib disapa Kang Emil ini lantas ditindaklanjuti Mahfud dengan tiga langkah hukum.

Salah satunya mengusut tindak pidana yang dilakukan ponpes.

Pada kesempatan yang sama, Mahfud menyatakan, Kepolisian RI (Polri) akan menangani tindak pidana secara langsung.

"Polri akan menangani tindak pidananya, pasal-pasal apa yang nanti akan menjadi dasar untuk melanjutkan proses pidana nanti akan diumumkan pada waktunya," kata Mahfud, Sabtu.

Alasan Pria dan Wanita Salat 1 Saf

Salat Id Ponpes Al Zaytun tuai kontroversi (Instagram/kepanitiaanalzaytun)
Salat Id Ponpes Al Zaytun tuai kontroversi (Instagram/kepanitiaanalzaytun) (Instagram/kepanitiaanalzaytun)

Dalam kesempatan itu, sebelumnya Panji Gumilang sesumbar ingin mengangkat harkat dan martabat wanita.

Hal itu diungkapkannya ketika membahas alasan jemaah pria dan wanita salat dalam saf yang sama.

Panji Gumilang dan Ponpes Al Zaytun kini tengah menuai kontroversi karena diduga telah melakukan penistaan agama.

Baru-baru ini, beredar video mengenai cara beribadah Panji Gumilang dan pengikutnya yang dianggap nyeleneh.

Panji Gumilang pun membeberkan sederet alasan mengajarkan pria dan wanita salat dalam satu saf.

Padahal dalam ajaran Islam, pria salat di saf depan, sedangkan wanita berada di saf belakang.

Pria 76 tahun itu sesumbar ingin menyamakan kedudukan pria dan wanita dalam salat.

"Kemudian kalau hal-hal yang berkenaan dengan pelaksanaan salat kemudian ada wanita, saya mengedepankan fikih sosial," ungkapnya.

"Mengangkat harkat martabat wanita yang selama ini terpinggirkan."

"Baru dimulai dalam politik, itu pun baru 30 persen."

Sumber: Tribunnews
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved