Viral Medsos

NASIB Ponpes Al-Zaytun setelah Menjadi Polemik, Kini Izinnya Terancam Dibekukan Kementerian Agama

Pondok pesantren (ponpes) Al-Zaytun yang terletak di Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat, ini beridiri pada tanggal 01 Juni 1993.

|
Editor: AbdiTumanggor
Kolase Tribun-medan.com/www.al-zaytun.sch.id
LOKASI PONPES AL-ZAYTUN DI INDRAMAYU - Setelah 30 tahun berdiri, kini pondok pesantren (Ponpes) Al-Zaytun yang terletak di Indramayu itu menjadi polemik nasional. Pondok pesantren (ponpes) yang terletak di Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat, ini beridiri pada tanggal 01 Juni 1993 bertepatan dengan 10 Dzu al-Hijjah 1413 H. Kini izin operasional pondok pesantren terbesar di Asia Tenggara ini terancam dibekukan oleh Kementerian Agama setelah kontroversi pemimpinnya, Panji Gumilang. (Kolase Tribun-medan.com/www.al-zaytun.sch.id) 

TRIBUN-MEDAN.COM - Setelah 30 tahun berdiri, kini pondok pesantren (Ponpes) Al-Zaytun yang terletak di Indramayu itu menjadi polemik nasional.

Pondok pesantren (ponpes) yang terletak di Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat, ini beridiri pada tanggal 01 Juni 1993 bertepatan dengan 10 Dzu al-Hijjah 1413 H.

Pesantren Al-Zaytun ini merupakan usaha dari Yayasan Pesantren Indonesia (YPI) yang mulai dibangun pada 13 Agustus 1996.

Pembukaan awal pesantren dan pembelajaran dilaksanakan pada tanggal 1 Juli 1999.

Kemudian, peresmian secara umum dilakukan pada 27 Agustus oleh Presidan RI ketiga, Prof.Dr.Ing. B.J. Habibie.

Artikel Washington Times  terbitan 29 Agustus 2005, menyebutkan pondok pesantren Al-Zaytun ini merupakan pesantren terbesar se-Asia Tenggara (the largest Islamic madrasah in Southeast Asia) yang berdiri megah di atas lahan seluas 1.200 hektar.

Pada tahun 2011saja telah ada sekitar 7.000 santri yang menimba ilmu di Pondok Pesantren Al-Zaytun ini.

"Santri ini berasal dari berbagai daerah di Indonesia serta luar negeri, seperti Malaysia, Singapura, Timor Leste, dan Afrika Selatan," dikutip dari wikipedia.

Menjadi Sorotan

Belakangan ini, pondok pesantren (Ponpes) Al-Zaytun menjadi sorotan publik lantaran memiliki cara ibadah yang tidak biasa.

Sorotan pertama yang muncul di sosial media adalah ketika shaf shalat Idul Fitri 1444 Hijriah yang bercampung antara laki-laki dan perempuan.

Bahkan, ada satu orang perempuan sendiri berada di depan kerumunan shaf laki-laki.

Kontroversi itu kemudian berlanjut dengan beragam pernyataan pimpinan Al-Zaytun, Panji Gumilang.

Ia disorot lantaran menyebut seorang wanita boleh menjadi khatib (pengkhutbah) dalam ibadah shalat Jumat.

Selain itu, Panji juga menyebut kitab suci umat Islam, Alquran sebagai kalam Nabi, bukan kalam Tuhan.

Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved