Breaking News

Viral Medsos

Rusia di Ambang Perang Saudara, Tentara Bayaran Grup Wagner Memberontak, Putin Perketat Keamanan

Bos Wagner menyerukan penggulingan kepemimpinan militer Rusia, yang memicu pengetatan keamanan di Moskow dan wilayah-wilayah Rusia lainnya

|
Penulis: AbdiTumanggor | Editor: AbdiTumanggor
AFP PHOTO/TELEGRAM CHANNEL OF CONCORD GROUP
Pemimpin pasukan bayaran Rusia, Yevgeny Prigozhin (depan) di Bakhmut, Ukraina pada 20 Mei 2023. Pada 23 Juni 2023, pemimpin perusahaan tentara bayaran yang dikenal sebagai Wagner itu mengumumkan serangan kepada tentara Rusia. (AFP PHOTO/TELEGRAM CHANNEL OF CONCORD GROUP) 

TRIBUN-MEDAN.COM - Rusia di Ambang Perang Saudara, Tentara Bayaran Grup Wagner Kini Memberontak, Moskow Perketat Kemanan

"Bos Wagner menyerukan penggulingan kepemimpinan militer Rusia, yang memicu pengetatan keamanan di Moskow dan wilayah-wilayah Rusia lainnya."

Tentara bayaran Rusia grup Wagner kini memberontak. Grup Wagner resmi mengumumkan perang untuk melawan tentara Rusia.

Hal itu dipicu setelah markas mereka di Bakhmut, Ukraina, digempur habis rudal Rusia.

Kepala grup Wagner, Yevgeny Prigozhin, mengatakan, pasukannya akan menyerang Moskow.

Bahkan, pasukan Wagner kini bergerak di sejumlah provinsi di Rusia.

Bos tentara bayaran Wagner Group, Yevgeny Prigozhin, menuduh pasukan Rusia menyerang kamp Wagner dan membunuh banyak pasukannya.

Prigozhin pun mengecam tindakan tersebut dan bersumpah akan membalas dendam.

"Mereka dengan licik menipu kami, mencoba mencabut hak kami untuk mempertahankan rumah kami dan malah memburu Pasukan Wagner."

"Kami siap untuk mengalah kepada Kementerian Pertahanan Rusia dengan menyerahkan senjata kami dan mencari solusi bagaimana kami akan terus mempertahankan negara kami."

"Tapi para Scumbag ini tidak berhenti," ujar Prigozhin dalam pesan suara yang diposting di Telegram, dikutip Reuters, Sabtu (24/6/2023).

"Mereka melihat bahwa kami tidak hancur dan mereka melancarkan serangan terhadap kamp-kamp kami."

"Jumlah besar pejuang kami tewas, kawan-kawan senjata kami."

"Kami akan mengambil keputusan tentang bagaimana menanggapi kekejaman ini. Langkah berikutnya ada di tangan kami," lanjut Yevgeny Prigozhin.

Yevgeny Prigozhin mengatakan, kejahatan yang dilakukan oleh militer Rusia harus dihentikan menyusul dugaan serangan tersebut.

"Mereka tidak memedulikan nyawa para prajurit, mereka telah melupakan kata 'keadilan'," kata Prigozhin.

Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved