Sumut Terkini
Sering Makan Korban, Forkopimda Karo Bakal Buat Spanduk Imbauan di Sungai Lau Biang
Dimana, sebagian besar orang yang terseret arus sungai tersebut kondisinya sudah dipastikan tidak akan selamat.
Penulis: Muhammad Nasrul | Editor: Ayu Prasandi
TRIBUN-MEDAN.com, KARO - Aliran Sungai Lau Biang yang berada di Kecamatan Kabanjahe, Kabupaten Karo, sudah sering kali memakan korban.
Dimana, sebagian besar orang yang terseret arus sungai tersebut kondisinya sudah dipastikan tidak akan selamat.
Amatan www.tribun-medan.com, jika dilihat secara dekat topografi sungai ini cukup ekstrem karena berada di antara celah tebing bebatuan yang cukup dalam.
Di beberapa lokasi, untuk menuju ke bibir sungai ini juga harus melewati jalan yang cukup terjal.
Sehingga, jika terjadi sesuatu di aliran sungai ini penanganannya harus dilakukan secara ekstra.
Melihat kondisi ini, Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kabupaten Karo berencana akan membuat langkah antisipasi.
Seperti yang dijelaskan oleh Danramil 03/BT Mayor Chb Vincen Bangun, dimana pihaknya sudah berkoordinasi dengan pihak terkait untuk melakukan pemasangan spanduk imbauan.
"Kami nanti bersama-sama akan memasang spanduk imbauan di aliran Sungai Lau Biang agar masyarakat lebih berhati-hati lagi," Ujar Vincen, setelah proses evakuasi jenazah korban yang hanyut di Sungai Lau Biang, Jumat (23/6/2023).
Dijelaskan Vincen, langkah ini dilakukan mengingat sudah banyaknya korban karena hanyut saat beraktivitas di sana.
Untuk itu, meskipun langkah yang dilakukan masih sebatas imbauan namun pihaknya berharap hal serupa tidak terjadi lagi.
"Semoga ini bisa menjadi perhatian bersama, sehingga kejadian seperti ini tidak terulang kembali," Katanya.
Sebagai informasi, hingga enam bulan pada tahun ini aliran Sungai Lau Biang sudah dua kali memakan korban.
Pada kejadian pertama terjadi pada bulan Maret lalu, dimana korban dari kejadian ini ialah Riski Hade Pranata Ginting, warga Jalan Nabung Surbakti, Kabanjahe.
Saat itu, Riski awalnya pergi ke aliran sungai bersama beberapa temannya dengan pesan terakhir pamit kepada orangtuanya untuk mencari bambu.
Namun, setelah itu korban dilaporkan hilang karena terseret arus sungai yang cukup deras tersebut hingga akhirnya berhasil ditemukan 11 hari kemudian.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/Tim-Basarnas-Medan-memasang-jaring.jpg)