KKB Papua

Polisi Amankan 19 Kelompok Komite Nasional Papua Barat, Sebanyak 400 Prajurit TNI Dikirim ke Nduga

Sebanyak 400 prajurit dari Batalyon Yonif RK 751/VJS dikirim ke Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan.

|
Penulis: AbdiTumanggor | Editor: AbdiTumanggor
puspen tni
Pangdam Cendrawasih Mayjen TNI Izak Pangemanan menenteng senjata laras panjang saat turun ke Nduga beberapa waktu lalu. 

TRIBUN-MEDAN.COM - Sebanyak 400 prajurit dari Batalyon Yonif RK 751/VJS dikirim ke Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan.

Panglima Kodam (Pangdam) XVII/Cenderawasih Mayor Jenderal TNI Izak Pangemanan menegaskan mereka dikirim bukan untuk berperang.

"Prajurit yang dikirim bukan untuk menyerang Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) namun untuk membantu pemerintah daerah dalam memulangkan masyarakat pengungsi dan mempercepat pembangunan di wilayah tersebut," kata Pangdam di Jayapura, Kamis (15/6/2023), seperti dikutip dari Kompas.com dilansir dari Antara.

Ratusan prajurit itu, kata dia, menggantikan Satgas Yonif Raider 321/GT Kostrad yang masa tugasnya telah selesai.

Pangdam menegaskan, prajurit-prajurit TNI itu diminta membantu pembangunan di Kabupaten Nduga, sekaligus membantu warga.

Sebanyak 400 personel tersebut akan menempati pos-pos mulai dari Distrik Mbua, Dal, Yig, Yal, Mugi, dan Mapenduma di Nduga, Papua Pegunungan.

"Kepada prajurit yang akan menempati pos untuk selalu membantu masyarakat setempat agar memiliki masa depan lebih baik dan bisa terlayani dengan baik," katanya.

"Namun jika prajurit diserang maka harus memberikan perlawanan penuh yang dimiliki, tidak boleh ragu-ragu sebab saya tidak mau ada prajurit yang menjadi korban," tutur dia.

Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Izak Pangemanan sebelumnya juga memimpin upacara pelepasan dan pemeriksaan kesiapan satuan Yonif RK 751/VJS di Lapangan Mayonif RK 751/VJS di Sentani, Kabupaten Jayapura.

Bantah Tenaga Kesehatan (Nakes) Ditarik dari Tambrauw karena KKB, Kapolres: Mereka Belanja di Sorong

 Di sisi lain, Kapolres Kabupaten Tambrauw, Papua Barat Daya, AKBP Bendot Dwi Presetyo, membantah situasi di daerahnya mencekam sehingga menyebabkan tenaga medis di tarik dari tempat tugas.

"Itu tidak benar, situasi di Tambrauw secara umum dan di Dua distrik yang disebut itu dalam keadaaan aman dan tidak ada ancaman dari pihak mana pun," kata AKBP Bendot Dwi Presetyo melalui sambungan telepon, Senin (12/6/2023).

Kapolres menegaskan, keadaan sebenarnya adalah para tenaga medis itu pada akhir pekan kemarin berangkat ke Sorong untuk berbelanja kebutuhan hidup di tempat tugas.

"Jadi mereka kemarin ke Sorong itu weekend sekaligus berbelanja kebutuhan hidup di tempat tugas," katanya.

Kapolres menyebut, menyusul adanya informasi yang tersebar terkait ancaman kepada para tenaga medis, ia kemudian melakukan pertemuan dengan kepala Dinas Kesehatan Papua Barat Daya dan kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tambrauw.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved