Pilpres 2024

KETIKA 'Cebong' dan 'Kampret' Mulai Bersatu, Bagaimana dengan 'Kadrun' dan 'BuzzeRp'?

Asal Mula Julukan 'CEBONG' dan 'KAMPRET' yang Disepakati Bersama Tidak Ada Lagi di PILPRES 2024. Bagaimana dengan Kadrun dan BuzzeRp?

Editor: AbdiTumanggor
HO/Tribun Medan
Pemilu 2024 

Foto pertemuan keduanya pun sempat diunggah Gibran di unggahan Twitternya. 

“Alhamdulillah tadi pagi berkesempatan untuk main ke kediaman salah satu idola saya. Kira-kira saya tadi ngobrolin apa ya sama om rocky gerung?”tulis Gibran dikutip dari cuitan Twitternya. 

Selain itu, Gibran pun mengganti foto profil Twitternya dengan Rocky Gerung.  Di salah satu balasan cuitan, Gibran menanggapi respons netizen. 

“Mudah-mudahan mas Gibran atau Mas Kaesang bisa berkesempatan mengunjungi tokoh-tokoh oposisi lainnya demi memperat tali Persatuan. Sepintas saya bisa melihat kalau orang-orang dari oposisi ini sebetulnya bisa diajak diskusi.”tulis akun Ruli Hendrawan. 

“Betul. Kita semua saudara. Sudah tidak ada lagi cebong, kampret dll,”balas Gibran. 

“Iya betul ,Mas Wali, Sebenar Aku ghak suka istilah ,cebong,kampreet dll, kita Semua warna negara Indonesia”tulis akun @ayumeghan.

“Setelah bertemu dengan pak Luhut dan mas Gibran, tinggal lihat ke depan gaya bicaranya bung Rocky.”tulis akun @abdullatief1082.

Asal Mula Julukan "Cebong" dan "Kampret"

Kampret adalah sebuah julukan dari para pendukung Prabowo Subianto.

Sebutan tersebut populer pada Pemilihan umum Presiden Indonesia 2014 dan Pemilihan umum Presiden Indonesia 2019.

Lawan dari "kampret" adalah "cebong", sebuah julukan dari para pendukung Joko Widodo.

Terdapat dua versi mengenai asal usul dari sebutan tersebut.

Versi pertama menyebutkan bahwa kata tersebut bermula saat koordinator demo Prabowo meneriakkan kata "kampret!" kepada sebagian pendemo pada 20 Agustus 2014 lantaran kesal melihat mereka masih berteduh di taman sekitar Gedung Mahkamah Konstitusi dan malah menikmati makanan dan minuman dengan beralas lembaran koran dan karpet padahal sudah disuruh untuk melaksanakan apel siaga.

Versi kedua menyebutkan bahwa kata tersebut bermula dari sebutan Koalisi Merah Putih yang dibentuk oleh Prabowo dan kemudian disingkat menjadi KMP sehingga malah diplesetkan menjadi KMPret.

Cebong atau cebonger adalah sebuah julukan terhadap para pendukung Joko Widodo.

Sebutan tersebut populer pada Pemilihan umum Presiden Indonesia 2014 dan Pemilihan umum Presiden Indonesia 2019.

Terdapat dua versi mengenai asal usul dari sebutan tersebut.

Versi pertama menyebutkan bahwa sebutan tersebut bermula dari kabar bahwa Jokowi gemar memelihara kodok (anak kodok disebut kecebong) saat masih menjadi Gubernur Jakarta.

Versi kedua menyatakan bahwa sebutan tersebut bermula dari plesetan nama dari "Jokodok" yang dilontarkan oleh Muhammad Rizieq Shihab.

Lawan dari "cebong" adalah "kampret", sebuah julukan dari para pendukung Prabowo Subianto.

Selain julukan cebong dan kampret, ada julukan lain seperti kadrun (kadal gurun) dan Buzzer Rupiah (BuzzeRp).

Namun, istilah kadrun dan buzzeRp ini menucul setelah cebong dan kampret mulai akur di media sosial Twitter.

(*/tribun-medan.com)

Halaman 4/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved