Viral Medsos

Asal Mula Julukan 'CEBONG' dan 'KAMPRET' yang Disepakati Bersama Tidak Ada Lagi di Pilpres 2024

Kampret dan Cebong adalah sebuah julukan dari para pendukung Prabowo dan Jokowi. Sebutan tersebut populer pada Pemilihan umum Presiden Indonesia 2014

|
Penulis: AbdiTumanggor | Editor: AbdiTumanggor
Tangkapan Layar Video
Kampret adalah sebuah julukan dari para pendukung Prabowo Subianto. Sementara Cebong sebuah julukan para pendukung Jokowi. Sebutan tersebut populer pada Pemilihan umum Presiden Indonesia 2014 dan Pemilihan umum Presiden Indonesia 2019. Kini julukan Cebong dan Kampret tidak ada lagi di Pilpres 2024. (Youtube) 

Dia mengatakan dalam pertemuan itu keduanya menyepakati berbagai hal-hal startegis.

"Di dalam pertemuan tertutup tentu saja ada hal hal strategis yang sudah disepakati," kata Hasto.

Hasto menyebut kesepakatan itu seiring dengan banyaknya aspirasi kader PAN yang mendukung Ganjar sebagai capres.

"Dengan realitas tadi bagaimana sebelum Pak Ganjar ditetapkan oleh Ibu Megawati Soekarnoputri pun ada banyak aspirasi dari kader-kader PAN," ungkapnya.

Baca juga: Mahfud MD Tegas Bantah ada Upaya Jokowi Jegal Anies, Wanti-wanti Dijegal Pendukungnya Sendiri

Baca juga: Komentar Ganjar Pranowo ke Anies Baswedan Soal Cawe-cawe Jokowi di Pemilu 2024 : Jangan Takut

Jokowi: Tidak Ada Lagi Julukan "Kampret" dan "Cebong"

Kekompakan Joko Widodo dengan Prabowo Subianto bisa ditiru masyarakat.

Keduanya mengajak seluruh rakyat untuk tetap merajut persatuan sebagai saudara sebangsa dan setanah air.

Keduanya  juga berharap tidak ada ada lagi istilah “cebong” untuk pendukung Jokowi dan “kampret” untuk pendukung Prabowo.

“Tidak ada lagi yang namanya ‘cebong’. Tidak ada lagi yang namanya ‘kampret’. Yang ada adalah garuda. Garuda Pancasila,” ujar Jokowi.

“Marilah kita rajut, kita gerakkan kembali, persatuan kita sebagai sebuah bangsa. Karena kompetisi global dan antarnegara sekarang ini semakin ketat sehingga memerlukan sebuah kebersamaan dalam membangun negara yang kita cintai,” ujar Jokowi.

Prabowo Subianto pun mengungkapkan hal yang senada. Prabowo sepakat bahwa ia dan Presiden Jokowi adalah sahabat.

Meski keduanya bersaing saat berkontestasi di pilpres 2019, atau pun saat ia melontarkan kritik, hal tersebut menurutnya adalah tuntutan politik dan demokrasi.

“Jadi kalau kita kadang-kadang bersaing, kadang-kadang saling mengkritik itu tuntutan politik dan demokrasi. Tetapi sesudah berkompetisi dan bertarung dengan keras, kita tetap dalam kerangka keluarga besar Republik Indonesia. Kita sama-sama anak bangsa, kita sama-sama patriot, dan sama-sama ingin berbuat terbaik untuk bangsa,” tuturnya.

Prabowo berujar bahwa ia paham jika banyak hal yang masih harus diperbaiki. Tetapi menurutnya, jika di antara pemimpin memiliki hubungan yang baik, maka mereka bisa saling mengingatkan.

“Kalau beliau mau ketemu saya ya saya akan manfaatkan untuk menyampaikan hal-hal demi kebaikan bersama. Jadi saya ucapkan selamat bekerja. Menjadi presiden itu mengabdi. Masalah yang dipikul besar. Kami siap membantu kalau diperlukan. Mohon maaf kalau kita mengkritisi bapak sekali-sekali,” ujarnya.

Pertemuan Gibran dan Rocky Gerung: Tidak Ada Lagi "Kampret" dan "Cebong"

Pada September 2022 lalu, Gibran dan Rocky Gerung melakukan pertemuan.

Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved