Berita Sumut

YDPK dan Petrasa Gelar Pameran Foto Kengerian Dampak Tambang di Depan Gedung Nasional Sidikalang

YDPK bersama Petrasa menggelar pameran foto yang memperlihatkan dampak kerusakan tambang, di depan Gedung Nasional Djauli Manik, Sidikalang, Dairi.

|
Tribun Medan/Alvi Syahrin Najib Suwitra
Pameran foto yang memperingati Hari Anti Tambang di gelar di Depan Gedung Nasional Djauli Manik, Jalan Sisingamangaraja Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi.  

TRIBUN-MEDAN.com, DAIRI - Yayasan Diakonia Pelangi Kasih (YDPK) bersama Petrasa menggelar pameran foto yang memperlihatkan dampak kerusakan tambang, di depan Gedung Nasional Djauli Manik, Jalan Sisingamangaraja, Kecamatan Sidikalang, Kabupaten Dairi, Rabu (31/5/2023).

Pameran foto itu juga memamerkan hasil pertanian yang menjadi hasil bumi di kawasan pertambangan PT Dairi Prima Mineral (PT DPM) yang ada di Kabupaten Dairi.

Baca juga: Peringati Hari Anti Tambang, APUK Bonian Khawatir Dairi Jadi Tumbal Tambang

Perwakilan dari YDPK, Devi Sianipar mengatakan, pameran foto tersebut merupakan penutupan dari rangkaian yang memperingati 17 tahun Hari Anti Tambang (Hantam) yang diperingati setiap tanggal 29 Mei.

"Hari anti tambang diperingati setiap tanggal 29 Mei bertepatan dengan semburan pertama lumpur Lapindo pada 29 Mei 2006 yang lalu. Peristiwa ini merupakan peringatan bagi seluruh warga yang tinggal di lingkar tambang bahwa ada bahaya yang mengancam warga disekitar, apalagi Dairi di sebut daerah rawan gempa dan rawan bencana untuk itu perlu waspada dan petani," ujarnya.

Dikatakannya, pameran foto ini bertujuan untuk menarik perhatian warga Dairi yang melintas disepanjang jalan Sisingamangaraja di depan Gedung Nasional.

Adapun foto-foto yang dipamerkan adalah foto-foto kerusakan lingkungan akibat pertambangan di seluruh Indonesia beserta korban tambang.

Dan tidak kalah pentingnya, foto-foto hasil pertanian dan usaha-usaha ekonomi kreatif masyarakat yang ada di lingkar tambang.

"Kami menyebutnya foto-foto ekonomi tanding," terang Devi.

Petrasa juga memamerkan hasil pertanian mereka yaitu kopi organik yang namanya juga sudah terkenal seperti kopi D’Pinagar.

Sementara itu, YDPK yang selama ini telah mendampingi petani gambir di Desa Bongkaras mempromosikan hasil pertanian khas Bongkaras yaitu Gambir dengan produk turunannya teh gambir dan juga katekin.

Baca juga: Aktivitas Galian C Marak di Langkat, LBH Medan: Diduga Ada Obral Izin Tambang

Tanaman Gambir dinilai dapat menghidupi dan mensejahterakan warga bongkaras, dan mereka tidak mau tanah dan tanaman gambirnya rusak jika PT DPM hadir dan beroperasi di Kecamatan Silima Punggapungga mengingat jarak desa mereka sangat dekat dengan pusat tambang.

"Para petani harus menjaga tanah dengan menguasai dan mempertahankan tanahnya dari keserakahan penguasa dan pengusaha yang hanya memikirkan keuntungan segelintir orang," tutup Devi.

(cr7/tribun-medan.com)

 

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved