Berita Viral

TERUNGKAP Hacker yang Jadi Dalang Layanan BSI Down, Berhasil Curi Data-data Nasabah & Ancam Disebar

Walau sudah berangsur pulih, masalah ini sempat membuat nasabah tidak dapat melakukan transaksi di kantor cabang, ATM, bahkan BSI Mobile.

Editor: Liska Rahayu
KOMPAS.com/YOHANA ARTHA ULY
Wakil Direktur Utama BSI Bob T Ananta (kiri) dan Direktur Utama BSI Hery Gunardi (kanan) dalam konferensi pers di di Wisma Mandiri Thamrin, Jakarta, Kamis (11/5/2023). BSI menegaskan semua layanan BSI sudah kembali normal per Kamis 115/2023) setelah sejak Senin (8/5/2023) layanan BSI error. 

Data tersebut meliputi nomor HP, alamat, nama, informasi dokumen, jumlah saldo bank, nomor kartu, transaksi yang dilakukan, dsb), dokumen finansial, legal, NDA (kontrak kerja bank/non-disclosure agreement), dan kata sandi (passwords) semua layanan internal dan eksternal yang ada di bank.

Selain menyebutkan data apa saja yang sudah dicuri, hacker juga mengancam bakal membocorkan data nasabah. 

Hacker meminta pihak BSI untuk menghubungi para peretas dalam waktu 72 jam untuk menyelesaikan masalah.

Jika tidak, data nasabah yang akan menjadi taruhannya.

“Untuk seluruh nasabah dan mitra perusahaan yang mengalami pencurian data. Jika Bank Syariah Indonesia menghargai reputasi, nasabah, dan mitra perusahaan, mereka akan menghubungi kami dan (data) Anda tidak akan terancam,” ancam sang hacker.

“Jika tidak, kami merekomendasikan Anda untuk berhenti bekerja sama dengan perusahaan ini,” tutup pesan tersebut.

BSI klaim data nasabah aman

Walau pihak BSI menemukan sistemnya mengalami serangan siber, Direktur BSI Herry Gunardi mengklaim seluruh data dan dana nasabah tetap aman.

Perseroan disebut tengah melakukan mitigasi atas segala kemungkinan untuk memastikan keamanan data nasabah.

“Kami sebagai pengelola keuangan nasabah sudah tentu memastikan kepada nasabah dan stakeholder bahwa data dan dana nasabah dalam kondisi baik dan aman di BSI,” jelas Hery dalam konferensi di Wisma Mandiri Thamrin, Jakarta, Kamis (11/5/2023).

Perseroan tengah melakukan evaluasi dan temporary switch off terhadap sejumlah layanannya.

BSI juga terus melakukan koordinasi dengan sejumlah pihak, seperti Otoritas Jasa Keuangan (OJK)), Bank Indonesia (BI), pemegang saham, dan pihak lainnya.

“Terkait dugaan adanya seragan siber, pada dasarnya perlu pembuktian lebih lanjut melalui audit dan digital forensik,” tambah Hery.

Hery juga memastikan bahwa BSI akan terus meningkatkan keamanan siber, sedangkan pihak perseroan bakal menerapkan standar prosedur operasional (SPO) keamanan siber yang sesuai ketentuan dari OJK.

"Kami menerapkan dan senantiasa meningkatkan cybersecurity yang sejalan dengan ketentuan regulator,” ujarnya kepada Kompas.com.

Namun, hingga cuitan tersebut diunggah ke media sosial, belum ada tanggapan atau respons lebih lanjut dari pihak Bank Syariah Indonesia.

(*/tribun-medan.com)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com

Sumber: Kompas.com
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved