Berita Viral

HEBOH 133 Mayat Pengikut Sekte Kelaparan Ditemukan, Sebagian Kehilangan Organ Tubuhnya

Sebanyak 133 mayat ditemukan bagian dari pengikut sekte sesat. Mereka rela mati kelaparan agar bertemu dengan Tuhan. 

HO
Sebanyak 133 mayat ditemukan bagian dari pengikut sekte sesat. Mereka rela mati kelaparan agar bertemu dengan Tuhan.  

TRIBUN-MEDAN.com - Sebanyak 133 mayat ditemukan bagian dari pengikut sekte sesat. Mereka rela mati kelaparan agar bertemu dengan Tuhan

Namun, dari mayat yang ditemukan, ada sejumlah mayat yang kehilangan organ tubuhnya. 

Hasil otopsi mengungkap ada organ yang hilang pada mayat korban sekte kelaparan di Kenya.

Hal itu pun menggugah kecurigaan adanya pengambilan paksa organ untuk kepentingan tertentu.

Sejauh ini sebanyak 133 orang dipastikan tewas dalam "pembantaian hutan Shakahola" sejak pertama kali ditemukan kuburan massal pada bulan lalu yang mengejutkan negara mayoritas Kristen itu.

Polisi percaya sebagian besar mayat yang ditemukan di dekat Malindi di pantai Samudra Hindia Kenya adalah pengikut pendeta gadungan Paul Nthenge Mackenzie, yang dituduh memerintahkan mereka mati kelaparan untuk bertemu Yesus.

Sementara kelaparan tampaknya menjadi penyebab utama kematian, Kepala Ahli Patologi Pemerintah Kenya Johansen Oduoe mengatakan bahwa beberapa korban, termasuk anak-anak, kemungkinan dicekik atau dipukuli.

Para penyelidik mengatakan pada Selasa (9/5/2023) bahwa mereka yakin lebih banyak mayat akan ditemukan dalam beberapa hari mendatang.

"Kami memiliki 21 jenazah yang digali hari ini dari sembilan kuburan, dan upaya ini akan dilanjutkan besok," kata komisaris regional Rhoda Onyancha.

Baca juga: PARAH, Bendera Merah Putih Terbalik di SEA Games 2023, PM Kamboja Minta Maaf ke Jokowi

Baca juga: Jawaban Menohok Sule Disinggung Isu Tak Akur dengan Andre Taulany

Penggalian kuburan terbaru membuat jumlah korban keseluruhan bertambah menjadi 133 orang.

Dokumen pengadilan yang diajukan pada Senin (8/5/2023) mengatakan beberapa mayat telah diambil organnya.

Polisi menuduh para tersangka terlibat dalam pengambilan paksa bagian tubuh.

"Laporan post mortem telah menetapkan organ yang hilang di beberapa tubuh korban yang telah digali," kata kepala inspektur Martin Munene dalam surat pernyataan yang diajukan ke pengadilan Nairobi, sebagaimana dikutip dari AFP.

Dia meyakini bahwa perdagangan organ tubuh manusia telah terkoordinasi dengan baik yang melibatkan beberapa "pemain".

Namun, Munene tidak memberikan rincian tentang dugaan perdagangan tersebut.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved