Viral Medsos

Mantan Perdana Menteri Sudan Sebut Konflik Sudan Bisa Lebih Buruk dari Suriah dan Libya

Selama dua pekan, pertempuran telah menewaskan ratusan orang, sementara puluhan ribu orang melarikan diri dari negara itu.

|
Editor: AbdiTumanggor
HO
Perang Sudan semakin menggila. Sebanyak 459 orang tewas dan 4.072 orang luka-luka. 

TRIBUN-MEDAN.COM - Mantan Perdana Menteri Sudan Abdalla Hamdok memberikan peringatan kepada dunia terkait konflik di Sudan.

Hamdok mengatakan konflik di negaranya akan jauh lebih buruk dari Suriah dan Libya.

Ia pun menegaskan pertempuran di Sudan akan menjadi mimpi buruk bagi dunia jika hal itu terus berlanjut.

Tentara Sudan mengungkapkan saat ini menyerang Ibu Kota Khartoum dari segala arah, menggunakan artileri berat.

Selama dua pekan, pertempuran telah menewaskan ratusan orang, sementara puluhan ribu orang melarikan diri dari negara itu.

Pepanjangan gencatan senjata pada Kamis (27/4/2023), antara tentara Sudan dan paramiliter negara itu terjadi atas upaya diplomatik intensif oleh negara-negara tetangga, Amerika Serikat (AS), Inggris, dan PBB.

Namun perpanjangan gencatan senjata 72 jam itu belum dilaksanakan.

Serangan udara, tank dan artileri dilaporkan berlanjut di beberapa bagian Khartoum.

Mantan Perdana Menteri Sudan Abdalla Hamdok
Mantan Perdana Menteri Sudan Abdalla Hamdok memberikan peringatan kepada dunia terkait konflik di Sudan. Hamdok mengatakan konflik di negaranya akan jauh lebih buruk dari Suriah dan Libya. (Kompas TV)

Bebicara di sebuah konferensi pers di Ibu Kota Kenya, Nairobi, Hamdok menyerukan upaya terpadu internasional untuk membujuk pemimpin militer Sudan, dan kepala pasukan paramiliter lawan untuk mengadakan pembicaraan damai.

“Ini adalah negara yang sangat besar, sangat beragam. Saya pikir ini akan menjadi mimpi buruk bagi dunia,” katanya dikutip dari BBC.

“Ini bukan perang antara tentara dan pemberontakan kecil. Ini hampir seperti dua pasukan, terlatih dan dipersenjatai dengan baik,” ujarnya.

Baca juga: TERUNGKAP Cara Rusia Perkuat Pengaruh di Benua Afrika, Bangun Fasilitas Angkatan Laut Baru di Sudan

Baca juga: Kondisi Khartoum Ibu Kota Sudan Luluh Lantak Usai Pertempuran Sengit Antara Militer Sejak Sabtu Lalu

Hamdok, yang menjabat sebagai perdana menteri dua kal yaitu pada 2019-2021, dan 2021 hingga 2022., menambahkan bahwa kondisi saat ini bisa menjadi lebih buruk dibanding perang saudara di Suriah dan Libya.

Perang itu juga telah menyebabkan ratusan ribu kematian, menciptakan jutaan pengungsi dan menyebabkan ketidakstabilan wilayah yang lebih luas.

Kondisi Ibu Kota Sudan, Khartoum,  yang dipenuhi asap membumbung setelah pertempuran antara tentara Sudan dan Paramiliter sejak Sabtu (15/4/2023). (AP Photo/Marwan Ali)
Kondisi Ibu Kota Sudan, Khartoum, yang dipenuhi asap membumbung setelah pertempuran antara tentara Sudan dan Paramiliter sejak Sabtu (15/4/2023). (AP Photo/Marwan Ali) (AP Photo/Marwan Ali)

Pertempuran di Sudan pecah sejak 15 April lalu, sebagai hasil dari perebutan kekauasaan yang pahit antara tentara Sudan dan juga paramiliter, Rapid Support Forces.

Komandan Angkatan Darat Sudan, Jenderal Abdel Fattah al-Burhan dan Kepala RSF Jenderal Mohamed Hamdan Dagalo, tidak setuju dengan usulan negara untuk pindah ke pemerintahan sipil.

Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved