Berita Viral

MULAI PANAS, Adian Napitupulu Sebut Prabowo Lawan Ringan untuk Ganjar: Enggak Greget Gitu Loh

Wakil Koordinator Tim  Relawan Pemenangan Ganjar Pranowo Adian Napitupulu menyindir Prabowo Subianto yang bakal maju di Pilpres 2024 nanti.

HO
Wakil Koordinator Tim  Relawan Pemenangan Ganjar Pranowo Adian Napitupulu menyindir Prabowo Subianto yang bakal maju di Pilpres 2024 nanti. 

Bahkan, Adian terkenal sebagai seorang aktivis yang ikut andil dalam menggulingkan rezim orde baru.

Kondisi perpolitikan saat itu juga menjadi penyebab lamanya Adian Napitupulu menyelesaikan perkuliahannya.

Dilansir Tribunnewswiki, Adian Napitupulu memiliki rekam jejak yang cukup panjang dalam keterlibatannya di berbagai aksi demonstrasi.

Pada 1991, ketika masih menjadi buruh sebuah pabrik kayu, Adian Napitupulu terlibat dalam lima kali aksi demonstrasi dan pemogokan di pabrik.

Karena itu, Adian Napitupulu kemudian diberhentikan dari pekerjaannya secara tidak hormat.

Selama kuliah, Adian Napitupulu juga tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) pada 1992.

Pada 1994, Adian Napitupulu ikut mendirikan sebuah kelompok diskusi yang bernama ProDeo.

Adian Napitupulu kemudian terpilih menjadi senat mahasiswa UKI pada 1995, ia kemudian semakin aktif dalam berbagai gerakan mahasiswa.

Adian pernah ditangkap dan diinterogasi oleh polisi karena ikut dalam demonstrasi solidaritas terhadap Sri Bintang Pamungkas.

Adian Napitupulu mulai menjalin hubungan dengan PDIP dan Megawati Soekarnoputri pada 1996.

Saat itu, Adian Napitupulu bersama para aktivis lain mendirikan posko Pemuda Mahasiswa Pro Megawati untuk memberikan dukungan usai penyerbuan kantor DPP PDI pada 27 Juli 1996.

Organisasi itu merupakan satu-satunya yang berasal dari non-PDI yang memberikan dukungan kepada Megawati.

Dukungan tersebut ditunjukkan dengan menggalang massa untuk melakukan aksi solidaritas yang pertama dilakukan pada 28 Oktober 1996 di Gedung Sumpah Pemuda.

Karena aksi itu, Adian Napitupulu kembali ditangkap dan diinterogasi oleh polisi.

Di penghujung 1996, bersama kawan-kawannya Adian Napitupulu kemudian membentuk Lembaga Bantuan Hukum Nusantara (LBHN) Jakarta.

Lembaga tersebut bertujuan untuk mengorganisir korban SUTET di desa Cibentang, Parung, Bogor, Jawa Barat.

Akibat aksi bantuan tersebut, pada 1997 Adian Napitupulu pernah mengalami penganiayaan dari aparat.

Adian Napitupulu kembali mengalami penganiayaan ketika pada Pemilu 1997 ia menolak paksaan massa Golkar untuk menunjukkan jari tengah dan telunjuk yang merupakan lambang Golkar saat itu.

Beberapa pekan setelah itu, Adian Napitupulu mulai berpindah-pindah tempat tinggal, tidak lagi berkantor di LBHN karena kondisi perpolitikan yang semakin tidak stabil.

Nama Adian Napitupulu semakin diperhitungkan ketika ia ikut mendirikan Komunitas Mahasiswa se-Jabodetabek pada 1998.

Komunitas itu bernama Forum Kota (Forkot) yang berisi 16 kampus daan merupakan organisasi mahasiswa yang menduduki gedung DPR/MPR pada 18 Mei 1998.

Setelah berakhirnya orde baru, Adian Napitupulu masih terus terlibat dalam berbagai gerakan.

Pada 2009, Adian Napitupulu mendirikan Benteng Demokrasi Rakyat (Bendera) yang melakukan protes dan mogok makan sebagai bentuk solidaritas atas nasib kaum buruh pada 2012.

Karier Politik Adian Napitupulu

Sebelumnya Adian Napitupulu sempat mencalonkan diri sebagai anggota DPR melalui PDI Perjuangan, namun ia belum lolos ke Senayan.

Pada Pileg 2014, Adian Napitupulu kembali mencalonkan diri menjadi calon anggota legislatif dan akhirnya berhasil lolos menjadi Anggota DPR RI.

Adian Napitupulu menjadi anggota DPR dari PDI Perjuangan untuk Dapil Jabar V dan menjabat sebagai anggota Komisi VII.

Nama Adian Napitupulu pertama menjadi perbincangan publik setelah pernyataannya yang terang-terangan menolak calon presiden Prabowo Subianto pada Pilpres 2014.

Penolakan itu dilatarbelakangi karena isu pelanggaran hak asasi manusia (HAM).

Pada Pileg 2019, Adian Napitupulu juga kembali mencalonkan diri sebagai caleg di dapil yang sama.

Hasilnya, berdasarkan rekapitulasi suara dari KPU, Adian Napitupulu kembali lolos ke Senayan dengan perolehan suara sebesar 80.228 suara.

Meski lolos, namun suaranya masih kalah telak dari Fadli Zon yang juga berasal dari Dapil Jabar V dengan perolehan suara sebesar 230.524 suara.

Baca juga: AKBP Achirudin Beri Amplop Seusai Ken dan Aditya Bertarung di Depan Rumah, Apa Isinya?

Baca juga: MANGKIR Lagi Pemeriksaan Sebagai Tersangka Kepemilikan Senpi Ilegal,Dito Mahendra Kini Diburu Polisi

(*)

Sebagian artikel sudah tayang di kompas.com

Sumber: Kompas.com
Halaman 4/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved