TRIBUN WIKI

Berwisata Sambil Belajar Sejarah di Museum BI, Uang Antardaerah di Sumatera Utara Pernah Berbeda

Di sini, masyarakat dapat lebih mudah mengetahui dan memahami kebijakan Bank Indonesia dari masa ke masa.

Penulis: Alija Magribi | Editor: Ayu Prasandi
TRIBUN MEDAN/ALIJA
Museum Bank Indonesia yang berlokasi di Jalan Pintu Besar Utara No. 3, Kelurahan Pinangsia, Kecamatan Taman Sari, Kota Jakarta Barat, DKI Jakarta 

TRIBUN-MEDAN - Museum Bank Indonesia yang berlokasi di Jalan Pintu Besar Utara No. 3, Kelurahan Pinangsia, Kecamatan Taman Sari, Kota Jakarta Barat, DKI Jakarta menyimpan peranan sejarah Rupiah.

Mulai dari awal terbentuk, perdagangan tradisional, penjajahan, hingga masa-masa krusial Hindia Belanda/Indonesia menjawab tantangan ekonomi. 

Museum BI menempati gedung BI Kota yang sebelumnya digunakan oleh De Javasche Bank, gedung yang mempunyai nilai sejarah yang tinggi.

Ragam uang daerah di Indonesia pada masa penjajahan
Ragam uang daerah di Indonesia pada masa penjajahan (TRIBUN MEDAN/ALIJA)

Pemerintah telah menetapkan bangunan tersebut sebagai bangunan cagar budaya sesuai SK Gubernur Provinsi DKI Jakarta No.475 tahun 1993. 

Pemandu wisata, Jordan, menjelaskan bahwa pelestarian gedung BI Kota sejalan dengan kebijakan Pemerintah DKI Jakarta yang mencanangkan daerah Kota Tua sebagai salah satu daerah bersejarah di Jakarta. 

"Bank Indonesia bermaksud menyajikan pengetahuan terkait peran BI dalam perjalanan sejarah bangsa, termasuk memaparkan latar belakang kebijakan BI yang diambil dari waktu ke waktu," katanya

Hal inilah yang menjadi pertimbangan munculnya gagasan pentingnya keberadaan Museum Bank Indonesia. ​​

Tujuan pendirian Museum Bank Indonesia adalah una menunjang pengembangan kawasan Kota Tua sebagai tujuan wisata di DKI Jakarta, maka sangat tepat apabila gedung BI Kota yang telah ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya oleh pemerintah, dimanfaatkan menjadi Museum Bank Indonesia. 

Di sini, masyarakat dapat lebih mudah mengetahui dan memahami kebijakan Bank Indonesia dari masa ke masa.

Kemudian melihat benda Numismatik Ataupun Dokumen Bersejarah BI. 

Satu yang menarik dari pengalaman reporter Tribun Medan beberapa waktu lalu saat mengunjungi Museum BI, disuguhkan dengan fakta bahwa pecahan mata uang di Indonesia di masa lalu pernah berbeda antardaerah. 

Mata uang di Sumatera Utara (dahulu bagian Provinsi Sumatera) ternyata pada masa lalu berbeda seperti pecahan Oeang atau uang Asahan, Oeang Nias, Oeang Pematang Siantar dan Oeang Sumatera Utara. 

Selain itu ada Oeang Aceh, Oeang Bukittinggi, Oeang Riau, Oeang Sumatera Barat, Oeang Bengkulu, Oeang Jambi, Oeang Lampung, Oeang Sumatera Selatan, Oeang Sumsel-Bukittinggi dan beberapa Oeang/uang daerah lainnya di provinsi di Jawa. 

Mata uang yang dimaksud adalah Oeang Republik Indonesia Daerah (ORIDA) atau mata uang yang dikeluarkan oleh daerah.

"ORIDA merupakan mata uang daerah yang dikeluarkan sebagai bentuk penolakan atas beredarnya mata uang NICA pada masa Revolusi Kemerdekaan," kata Jordan. 

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved