Kebakaran
Kronologi Ruko Diduga Tempat Oplos LPG 12 Kg Meledak, Enam Pekerja Alami 80 Persen Luka Bakar
Ruko yang diduga dijadikan tempat pengoplosan gas LPG 12 Kilogram meledak di Jalan Panglima Denai, Kecamatan Medan Denai.
Penulis: Fredy Santoso | Editor: Randy P.F Hutagaol
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Sebuah rumah toko (ruko), yang diduga dijadikan tempat pengoplosan gas LPG 12 Kilogram meledak di Jalan Panglima Denai, Kecamatan Medan Denai.
Akibatnya, enam pria yang bekerja di lokasi bernama usaha Surbakti Gas ini nyaris tewas terbakar.
Enam pekerja ini mengalami luka serius, diperkirakan hingga 80 persen luka bakar.
Salah satu pekerja sekaligus korban berinisial J, bercerita, kejadian terjadi pada Minggu 9 April lalu sekitar pukul 12:30 WIB.
Awalnya, dia dan lima rekannya baru saja mengoplos gas LPG subsidi ukuran 3 kilogram ke tabung 12 Kilogram. Selesai itu kemudian mereka merokok.
Tiba-tiba api menyambar dan menimbulkan ledakan hingga mereka terbakar.
"Kami abis mengoplos gas itu. Dari gas 3 kilogram dipindahkan ke tabung 12 Kilogram. Merokok la kami di dalam, rupanya tiba-tiba ada api dari dalam,"kata J, bukan nama asli, salah satu korban, Sabtu (15/4/2023).
Pasca ledakan, ia berusaha menyelamatkan diri keluar dari ruko. Kemudian warga beramai-ramai datang ke lokasi. Mereka langsung berbaring di sebuah ruangan.
Total pekerja yang mengalami luka bakar serius ada enam orang dan hingga kini masih dirawat.
Dari enam orang ini, dua diantaranya pulang kampung ke Banda Aceh, dan empat lainnya tetap di Medan.
"Kondisi saya sekarang hanya bisa terbaring di tempat tidur karena saya mengalami luka bakar sekitar 80 persen."
Salah satu korban yang hingga kini masih dibalut perban sekujur tubuhnya bercerita, untuk mengoplos gas subsidi ukuran 3 kilogram ke tabung gas 12 kilogram menggunakan alat khusus.
Sebanyak 3 tabung gas berukuran 3 kilogram dipindahkan ke tabung gas 12 kilogram hingga penuh.
Gas LPG subsidi ukuran 3 kilogram ini didapat dari berbagai daerah di Sumut, salah satunya Kecamatan Lubuk Pakam, Kabupaten Deliserdang.
Lalu hasil diduga oplosan gas 12 kilogram non subsidi tadi dikirim ke Provinsi Aceh dan diedarkan di toko-toko kelontong di sekitar Kecamatan Medan Denai.
Gas diduga oplosan tadi dijual dengan harga sekitar Rp 120 ribu, per tabung.
"Kadang orang Aceh datang juga kesitu."
J, telah bekerja dengan pemilik pangkalan gas bernama Imran Surbakti selama 3 tahun. Selama tiga tahun ini pula ia selalu mengoplos gas setiap harinya
Sepengetahuannya pangkalan gas ini telah buka sejak tahun 2011 lalu dan sebelumnya juga pernah meledak.
Dalam sehari mereka mengoplos sedikitnya 200 tabung hingga 300 tabung gas 12 kilogram.
"Kalau tidak salah terjadi di tahun 2012. Waktu itu korbannya ada dua mengalami luka bakar."
Pantauan di lokasi pada Sabtu 15 April sore, bangunan tiga lantai ini tetap beroperasi seperti biasa. Sejumlah truk diduga melakukan aktivitas bongkar muat tabung gas dari dalam ruko.
Sementara itu, Kepling 3, Kelurahan Denai Mardi Sutrisno membenarkan adanya ledakan tabung gas di ruko yang dijadikan pangkalan gas milik Imran Surbakti.
Namun saat ia datang ke lokasi, api sudah padam dan para pekerja telah di evakuasi.
"Meledak di lantai 1, sudah buka cukup lama. Saya datang yang luka pekerjanya sudah dibawa semua,"ucapnya.
Sementara warga sekitar yang enggan disebutkan namanya sempat kaget mendengar suara ledakan dari dalam ruko yang dijadikan pangkalan gas LPG diduga oplosan.
Warga sempat mengira itu suara petir, karena saat kejadian sedang hujan lebat dan petir.
Saat kejadian pun lokasi ramai didatangi warga yang penasaran.
"Suaranya keras. Saat itu hujan kami mengiranya petir. Cuma waktu keluar, orang-orang itu pada berhamburan."
Terpisah, pemilik pangkalan gas LPG bernama Imran Surbakti turut mengakui adanya insiden di tempat usahanya.
Akan tetapi ia diduga berbohong tentang kondisi pekerjanya. Dia mengatakan pekerjanya hanya mengalami luka bakar di kaki.
Sementara berdasarkan foto yang didapat, pekerja yang nyaris tewas terbakar mengalami luka bakar di sekujur tubuhnya.
Bahkan, sekujur tubuh salah satu pekerja hingga kini dibalut kain kasa.
"Pekerja sudah sehat, besok kita jumpai. Cuma kaki saja. Merokok dia waktu kejadian,"ucapnya.
Ketika ditanya soal gas oplosan yang dilakukan dengan cara memindahkan isi gas dari tabung gas subsidi 3 kilogram ke tabung gas 12 kilogram, ia tak mengakui.
Imran berdalih anak buahnya cuma mengecek apakah ada kebocoran atau tidak.
"Itu kan kita suka mengecek, karena kita ruko padat. Jadi kita istilahnya ngecek biar gak bocor,"kata Imran Surbakti.
(cr25/ tribun-medan.com)
| VIDEO DETIK-DETIK 12 Unit Rumah di Komplek Jalan Asia Mega Mas Medan Dilalap Api |
|
|---|
| Rumah Eks Plt Wali Kota Tebing Tinggi Oka Zulkarnain Kebakaran, Ini Kata Polisi soal Penyebabnya |
|
|---|
| DRAMATIS! Warga Bantu Petugas Damkar Padamkan Kebakaran di Kisaran, 7 Rumah Hangus |
|
|---|
| HEBOH Kebakaran di Kabanjahe, Saksi Cium Bau Menyengat Sebelum Rumah Dilahap Api |
|
|---|
| Kebakaran di Kantor Kemenag Dairi Bagian Seksi Pendidikan Islam |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/Ruko-diduga-tempat-mengoplos-LPG1.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.