Breaking News

Puasa di Negeri Orang

CERITA Ahmad Zikri, Jalani Ramadan di Turki, Rindu Ikan Asam Padeh dan Nasi Putih Buatan Sang Kakak

Zikri mengaku banyak yang berbeda dari suasana Ramadan di Indonesia dengan di negara empat musim tersebut.

Editor: Ayu Prasandi
HO
Ahmad Zikri, mahasiswa doktoral jurusan Mechanical Engineering di Graduate School of Natural and Applied Sciences, Bursa Uludağ Üniversitesi, Turki. 

TRIBUN-MEDAN.COM, MEDAN - Menjalani puasa jauh dari kampung halaman menjadi pengalaman tersendiri bagi Ahmad Zikri, pelajar asal Indonesia yang saat ini tengah menjalani studi doktoral di Turki.

Zikri mengaku banyak yang berbeda dari suasana Ramadan di Indonesia dengan di negara empat musim tersebut.

Dari semuanya, yang paling ia rindukan adalah makanan. Terutama menu Ikan Ponge Asam Padeh buatan sang kakak yang menurutnya jauh lebih mewah dibandingkan makanan restoran bintang lima sekalipun.

"Makanan yang saya rindukan itu ikan ponge atau asam padeh buatan kakak saya itu yang benar-benar saya rindukan dan idamkan karena kalau ibarat restoran bintang limanya kalau ini sudah berbintang-bintang gitu," ujar Zikri kepada tribun-medan.com melalui whatsapp, Jumat (7/4/2023).

Selain itu, ia juga sangat merindukan nasi putih lantaran di Turki, makanan pokok utama adalah roti. Sehingga sangat sulit menemukan nasi khususnya di daftar menu makanan di asrama yang ia tempati.

"Terus juga yang pasti rindu nasi. Karena di sini (nasi) sangat sulit dijumpai. Di sini orang Turki kalau makan utama itu roti, jadi baik sahur maupun buka itu pasti ada roti," katanya.

Pria kelahiran tahun 1996 ini sudah berada di Turki sejak akhir Bulan September tahun 2021 hingga. Ia tinggal di asrama kampusnya di Kota Bursa. 

Merantau ke Turki bukanlah pengalaman merantau yang baru bagi Zikri. Sebelumnya ia juga sempat ke Malaysia, dan juga merantau jauh sejak SMP dari kampung halamannya di Riau.

Zikri bercerita, sebagai mahasiswa doktoral, ia akan menghabiskan waktu sekitar 5 tahun di Turki.

"Jadi ini merupakan kali pertama saya merasakan ramadan di Turki. Namun untuk perbedaan suasana Ramadan antara Indonesia dan Turki sangat berbeda terutama dari segi waktu," katanya.

Waktu Berpuasa Semakin Lama Setiap Harinya

Zikri mengatakan, setiap harinya waktu berpuasa di Turki semakin bertambah. Hal ini karena perubahan musim yang menyebabkan waktu siang lebih lama dibandingkan waktu malam.

Jadi jika di Indonesia waktu buka dan sahur semakin hari semakin cepat, di Turki malah sebaliknya, di mana waktu Subuh semakin cepat dan waktu berbuka semakin lama.

"Jadi transisi ke musim panas ataupun musim semi nantinya. Makanya terjadi perubahan yang cukup signifikan terhadap waktu ataupun transisi waktu di bulan Ramadan," katanya.

Menurut Zikri, suasana dalam menyambut Bulan Ramadan di Turki tidak semeriah jika dibandingkan dengan di Indonesia. Ia pun mengaku rindu dengan suara tadarusan dari masjid dan berbagai lomba yang biasanya digelar di kampung halamannya.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved