Kisah Sulih Warti, Nenek Tinggal Bersama Belatung, Ditinggal Mati Suami Diusir Anak Tiri

Terkadang, di balik sampah-sampah itu, ada serangga seperti nyamuk, belatung, kelabang, hingga tikus.

DOK. Istimewa
Sulih Warti (75) saat berada di depan rumahnya yang hampir 80 persen dipenuhi dengan sampah. 

Tiyowati mengungkapkan, sampah-sampah tersebut dikumpulkan sendiri oleh kakaknya

"Dia ambil sendiri sampahnya, dia kumpulkan. Karena, kalau dia ambil di sini (rumah saya), saya larang. Kalau ketahuan, saya larang," ungkap Tiyowati.

Setelah kabar ini beredar, sampah-sampah di rumah Warti sudah mulai diangkut kreator konten yang tergabung dalam perkumpulan Creator Peduli dan Creator bersatu sejak Senin (3/4/2023).

Diusir anak tiri setelah suami meninggal

Beberapa tahun silam, suami Sulih Warti meninggal dunia.

Usai pemakaman, Warti diantar saudara-saudaranya kembali ke rumah di kawasan Ujung Menteng, Cakung, Jakarta Timur.

Rumah tersebut merupakan kediaman Warti dan suami sebelum dipisahkan oleh ajal.

"Baru sampai di rumah, anak tirinya (Warti) atau anak kandung abah itu bawa golok sambil bilang, 'Jangan bawa harta abah saya', seakan kami datang itu untuk mengambil harta," ucap Sulih Tiyowati kepada Kompas.com pada Rabu (5/4/2023).

Lantas, Tiyowati menjelaskan kepada keponakan sambungnya itu bahwa maksud kedatangan keluarga untuk memberikan semangat kepada Warti sekaligus berduka cita atas meninggalnya abah.

Setelah kejadian tersebut, Warti disebut diusir oleh anak tirinya.

"Pada saat setelah mengubur suaminya, iya (diusir), langsung. Saya mau tinggalin dia sendiri, takut saya," tutur Tiyowati.

Karena kasihan kepada kakaknya, Tiyowati membawa Warti ke rumah saudaranya yang lain di Cilincing, Jakarta Utara.

"Di situ (rumah Cilincing), dia mungkin (berpikir), 'Saya enggak ada suami, enggak kerja', jadi dia mungkin stresnya mulainya di situ. Kayak begini, sampah-sampah begini. Di rumah adiknya itu (di Cilincing) kumpulkan sampah-sampah, dia enggak jual, (tapi) dibakar," ungkap Tiyowati.

Bahkan, saking seringnya membakar sampah, Warti sempat ditegur oleh warga setempat karena asapnya mengganggu permukiman.

Namun, Warti tampaknya tidak menghiraukan hal tersebut.

"Karena dia membakar sampah itu, dia ketiduran atau apa, terbakarlah atap rumah (di Cilincing), kebakaran," ucap Tiyowati.

Warti kemudian membeli rumah di Koja. Setelah tinggal di rumah di Koja itu, Warti kembali mengumpulkan sampah.

(*/ Tribun-Medan.com)

Sumber: Tribunnews
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved