Bocah Hanyut

Bocah Hanyut di Sungai Lau Biang Belum Juga Ditemukan setelah 9 Hari, Begini Harapan Keluarga

Sembilan hari berlalu, jasad Riski Hade Pranata Ginting yang hanyut di aliran sungai Lau Biang, di Kabanjahe, Kabupaten Karo, belum juga ditemukan.

Penulis: Muhammad Nasrul | Editor: Randy P.F Hutagaol
TRIBUN MEDAN/MUHAMMAD NASRUL
Kedua orangtua Riski Hade Pranata Ginting yang hanyut di Sungai Lau Biang, menunjukkan foto Hade semasa hidup, di rumahnya di Jalan Nabung Surbakti, Kabanjahe, Minggu (26/3/2023). (TRIBUN MEDAN/MUHAMMAD NASRUL) 

TRIBUN-MEDAN.com, KARO - Sembilan hari berlalu, jasad Riski Hade Pranata Ginting yang hanyut di aliran sungai Lau Biang, di Kabanjahe, Kabupaten Karo, belum juga ditemukan. Sebelumnya, anak berusia delapan tahun itu dinyatakan hanyut di aliran sungai Lau Biang pada Jumat (17/3/2023).

Sejak hanyut, upaya pencarian sudah dilakukan mulai dari sistem manual dengan mengarungi aliran sungai baik dari relawan hingga tim SAR. Tak hanya itu, pihak keluarga juga sudah melakukan upaya lain berupa melalui doa.

Hingga saat ini, keberadaan bocah kelas dua SD tersebut masih belum diketahui. Bahkan, petunjuk maupun dugaan tempat Hade hanyut sudah dilakukan pencarian namun belum juga menemui titik terang.

Meskipun belum mendapatkan tanda-tanda, namun keluarga Hade masih berharap ia masih dapat ditemukan. Walaupun kondisinya diprediksi sudah tidak bisa diselamatkan, namun keluarga berharap jasad Hade bisa ditemukan agar bisa dikebumikan secara layak.

"Tentunya kalau harapan dari kami, ya berharap anak kami ini bisa ditemukan. Kalau sudah ketemu kan bisa kita selesaikan fardhu kifayahnya," Ujar ayah Hade, Jepri Lianus Ginting, saat ditemui di rumahnya di Jalan Nabung Surbakti, Minggu (26/3/2023).

Dikatakan Jepri, sampai saat ini pihak keluarga sudah ikhlas dengan kepergian anak pertamanya tersebut. Namun, dirinya mengaku keluarga masih memiliki harapan yang besar agar jasad anak sulung dari tiga bersaudara itu ditemukan.

"Kalau dibilang ikhlas ya kita ikhlas, tapi memang harapan kita tetap anak kita ini bisa dapat, bisa kita bawa pulang," Ucapnya.

Sampai saat ini, Jepri mengaku keluarga masih berupaya melakukan pencarian secara mandiri dengan menyewa penyelam lokal. Dirinya mengaku, meskipun tim SAR tidak lagi melakukan pencarian namun keluarga masih terus berupaya semaksimal mungkin agar jenazah Hade segera ditemukan.

"Sekarang masih cari lagi, ada penyelam lokal berapa orang mencari lagi di sungai," Ungkapnya.

Di serupa, Siti Mentari yang merupakan ibu dari Hade mengatakan hal yang tak jauh berbeda. Di rumahnya, tampak Siti masih terlihat memendam kesedihan yang teramat dalam karena ditinggal anak sulungnya tersebut.

"Padahal rajin sekali dia shalat Jumat, entah kenapa hari itu dia enggak shalat Jumat. Yang sedihnya lagi dia pergi itu pas lagi sama kami, ikut kami kerja," Ucapnya sambil menahan air mata.

Keduanya menceritakan, selama ini anak sulungnya tersebut merupakan pribadi yang amat ceria. Tak hanya ceria, Hade juga merupakan anak penurut yang tidak pernah membantah perkataan orangtua. Dengan kepergian Hade, membawa suka bagi semua keluarga sehingga keluarga meminta dukungan moril berupa doa kepada semua masyarakat.

(mns/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved