PSMS

Duo Eks Pelatih PSMS Medan Ini Ikuti Kursus Pelatih AFC Pro di Turki

24 pelatih ini sudah mengikut kursus dari modul 1 yang dibawakan secara online, dari tanggal 28 November hingga 3 Desember 2022.

Tribun Medan / Ilham
Pelatih PSMS, Mahruzar Nasution 

TRIBUN-MEDAN.com,TURKI - PSSI baru saja merilis 24 daftar nama-nama pelatih yang akan mengikuti kursus pelatih berlisensi AFC Pro di Turki, yang sudah berlangsung sejak, 17 hingga 27 Maret.

Di antara nama-nama itu terdapat bekas pelatih PSMS Medan, I Putu Gede Dwi Santoso. Ia memang diketahui sudah mengikuti kursus itu sejak masih menangani skuat berjuluk Ayam Kinantan itu.

Sebelumnya, 24 pelatih ini sudah mengikut kursus dari modul 1 yang dibawakan secara online, dari tanggal 28 November hingga 3 Desember 2022.

Kemudian PSSI melanjutkannya ke modul 2, yang berlangsung di Tangerang dari tanggal 9 - 18 Desember 2022. Lalu modul 3 dari tanggal 9 Januari 2023 - 19 Januari 2023 dan keempat di Turki nanti.

Putu Gede, saat masih menangani PSMS Medan beberapa kali mesti izin tidak mendampingi tim. Tugasnya pun diambil alih asistennya saat itu, Legimin Rahardjo.

Usai tidak lagi menangani PSMS, Putu Gede pun dipinang klub Liga 1, Arema FC. Sayang, ia tidak lama menukangi tim berjuluk Singo Edan itu. Ia terganjal masalah lisensi pelatih.

Selain Putu Gede, dari daftar 24 nama-nama itu juga ada nama bekas pelatih PSMS Medan yang lain, yaitu Mahruzar Nasution. Ia juga ikut berangkat kursus ke Turki.

Mahruzar merupakan pelatih PSMS Medan medio 2017 lalu. Ia juga pernah menjadi asisten pelatih skuat Timnas U-19, pada musim 2019-2020 lalu.

Pria yang juga mengabdi sebagai anggota TNI ini diketahui memulai karirnya di sepakbola sebagai pemain PPLP Sumut tahun 1990-1991.

Berkat konsistensi dan keseriusannya di dunia bola, Mahruzar lalu mendapatkan beasiswa di Universitas Kristen Indonesia (UKI) Jakarta dan ikut bergabung di Pusat Pembinaan dan Latihan Olahraga Mahasiswa (PPLM).

Sebagai pemain belakang potensial Mahruzar cukup mudah mendapatkan klub profesional. Klub papan atas seperti Persija Jakarta terpincut dan menjadikannya pemain pilihan utama selama enam tahun yakni 1994-2000.

Pria yang lahir di Pangkalan Brandan, 5 Oktober 1973 diketahui juga pernah memperkuat tim Persikota dan Persita. Keaktifannya di sepakbola disebut-sebut menjadi penyebab ia tidak menamatkan pendidikannya.

Dilansir dari laman resmi PSSI, Jum'at (24/3/2023), 24 pelatih ini nantinya akan melakoni beberapa kegiatan selama berada di Turki. Termasuk mengunjungi klub-klub yang ada di sana.

"Untuk modul 4 ini berlangsung dari tanggal 17-27 Maret 2023. Adapun kegiatan yang dilakukan antara lain kunjungan ke klub Antalyaspor untuk mempelajari Pengelolaan klub dan akademi, observasi tim Zenit 2 St. Petersburg, observasi kompetisi UEFA U17 Qualifying Round dan uji coba timnas U-21 UEFA," kata Fakhri Husaini.

"Lalu ada materi mengenai Coaching Process serta sesi diskusi dengan pelatih-pelatih tim yang sudah saya katakan tadi," tambahnya.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved