Materi Belajar

Pengertian, Ciri-ciri dan Syarat Kalimat Efektif, Materi Belajar Bahasa Indonesia Kelas 12

Pengertian kalimat efektif, ciri-ciri dan syaratnya akan dibahas pada materi belajar Bahasa Indonesia kelas 12 berikut ini.

Penulis: Rizky Aisyah |
HO / TRIBUN
Pengertian kalimat efektif, ciri-ciri dan syaratnya 

Karena dia tidak diundang, dia tidak datang ke tempat itu. (❌ Salah)

Karena tidak diundang, dia tidak datang ke tempat itu. (✅ Benar)

Tidak perlu mengulang kata ’dia’.

 b. Hindari sinonim dalam sebuah kalimat

Jika sebuah kalimat berisi dua kata dengan arti yang sama (sinonim), gunakan salah satunya saja.

Contoh:

Sejak dari pagi dia bermenung. (❌ Salah)

Sejak pagi dia bermenung. (✅ Benar)

Kata ‘sejak’ dan ‘dari’ adalah sinonim.

c. Perhatikan kata jamak

Jika Anda sudah memiliki kata yang memiliki arti jamak, Anda tidak perlu menambahkan kata lain yang juga memiliki arti jamak.

Penggunaan kata yang berlebihan dapat membuat kalimat bertele-tele atau panjang. Makna yang ingin disampaikan menjadi sulit dipahami oleh pendengar atau pembaca. Jadi, buatlah kalimat efektif hanya dengan menggunakan kata-kata yang benar-benar Anda butuhkan!

4. Kecermatan Penalaran

Kalimat efektif memiliki ketepatan penalaran. Artinya, Anda harus berhati-hati dengan pilihan kata untuk menghindari terciptanya makna ganda.

Contoh:

Seorang mahasiswa terkenal memenangkan penghargaan.

Kalimat ini bisa menimbulkan multitafsir. Siapa yang terkenal di sini? mahasiswa atau kuliah?

Sekarang, agar efektif, Anda dapat mengubahnya ke salah satu dari dua format berikut:

Seorang siswa terkenal memenangkan hadiah.

Jika orang terkenal adalah pelajar, harap gunakan formulir ini. Kata 'universitas' dihilangkan karena mahasiswanya sudah jelas belajar di perguruan tinggi dan tidak perlu disebutkan lagi.

Seorang mahasiswa dari universitas terkenal menerima penghargaan tersebut.

Jika universitas Anda terkenal, silakan gunakan formulir ini.

5. Kelogisan bahasa

Kalimat efektif harus memiliki bahasa yang logis. Artinya, gagasan kalimat yang sahih dapat diterima penalarannya dan penulisannya ditulis menurut ejaan itu.

Contoh:

Waktu dan tempat kami persilakan.

Jenazah wanita yang ditemukan itu sebelumnya sering mondar-mandir di sekitar pasar.

Kedua kalimat di atas tidak logis. Coba kamu perhatikan, deh. Pada contoh pertama, masa yang dipersilakan waktu dan tempat, sih? Emangnya waktu dan tempat mau dipersilakan ke mana? Terus pada contoh kedua, masa jenazahnya mondar-mandir di pasar? Kan serem?

Kepada Bapak Lurah, kami persilakan.

Sebelum meninggal, wanita yang ditemukan jenazahnya itu sering mondar-mandir di sekitar pasar.

Pada contoh pertama, ganti kata ‘waktu dan tempat’ menjadi subjek (berupa orang) yang akan diberi waktu dan tempat untuk berbicara, yaitu Bapak Lurah. Sedangkan pada contoh kedua, ubah subjeknya menjadi ‘wanita’, bukan ‘jenazah wanita’. Setelah itu, tambahkan kata ‘sebelum meninggal’ untuk memperjelas kapan wanita tersebut mondar-mandir di pasar.

(cr30/tribun-medan.com)
 

Sumber: Tribun Medan
Halaman 4/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved