Sidebukdebuk

Kronologi Akses Jalan ke Sidebuk-debuk Ditutup, Terjadi Keributan di Pos Retribusi dan 2 Orang Luka

Akses utama jalan menuju ke objek wisata pemandian air panas Sidebuk-Debuk, diblokir oleh sekelompok orang mulai Sabtu (18/3/2023) malam hingga Minggu

Penulis: Muhammad Nasrul | Editor: Randy P.F Hutagaol
TRIBUN MEDAN/MUHAMMAD NASRUL
Personel gabungan dari Polres Tanah Karo dan Kodim 0205/TK, melakukan pengamanan di pintu masuk Sidebuk-Debuk, Minggu (19/3/2023). Jalur menuju pemandian air panas tersebut sempat diblokir akibat adanya perselisihan antara pengutip dan pengawas retribusi. (TRIBUN MEDAN/MUHAMMAD NASRUL) 

TRIBUN-MEDAN.com, KARO - Akses utama jalan menuju ke objek wisata pemandian air panas Sidebuk-Debuk, diblokir oleh sekelompok orang mulai Sabtu (18/3/2023) malam hingga Minggu (19/3/2023) siang.

Informasi yang didapat, pemblokiran jalan ini dipicu adanya keributan yang terjadi pada malam tadi di pos pengutipan retribusi Sidebuk-Debuk.

Berdasarkan keterangan dari Kapolres Tanah Karo AKBP Ronny Nicolas Sidabutar, menjelaskan pada malam tadi sekira pukul 22.00 WIB terjadi keributan di pos retribusi tersebut.

Mengetahui hal ini, ia menjelaskan pihaknya langsung mengerahkan personelnya ke lokasi.

"Kita tadi malam menerima adanya informasi terjadinya perkelahian di pos pengutipan retribusi Sidebuk-Debuk, di Simpang Doulu. Selanjutnya personel kita langsung ke sana untuk mengecek situasi," Ujar Ronny.

Setibanya di lokasi, Ronny menjelaskan pihaknya menemukan sekelompok masyarakat yang sedang berkumpul di simpang Doulu.

Di sana, kondisinya terlihat batu dan kayu sudah banyak berserakan di jalan.

Dari hasil penyelidikan dan wawancara terhadap beberapa masyarakat setempat, diketahui awalnya sekelompok masyarakat berjumlah kurang lebih 30 orang yang diduga merupakan pengawas retribusi dari Dinas Pariwisata Kabupaten Karo, datang menuju pos pengutipan retribusi.

"Kemudian, para pengawas ini melakukan pengutipan, yang pada saat itu pos retribusi tidak ada melakukan pengutipan," Ucapnya.

Sebelumnya, sekira pukul 19.00 WIB, sesama petugas pengutipan retribusi Desa Doulu dengan Pengawas dari Dinas Pariwisata, sempat berselisih paham atas tata cara pengutipan.

Akibat perselisihan paham tersebut, masyarakat petugas restribusi dari Desa Doulu melakukan pengutipan di simpang kampung Doulu, sedangkan pihak pengawas melakukan pengutipan di pos retribusi.

"Pada saat bersamaan, beberapa petugas retribusi menghampiri pos retribusi untuk menanyakan kepada kelompok pengawas, mengapa melakukan pengutipan dan terjadilah perselisihan. Kemudian terjadi perkelahian antara beberapa petugas retribusi Doulu dengan pengawas, yang mengakibatkan dua orang petugas retribusi yang bernama Rikardo Silalahi dan Jolisan Sembiring terluka di bagian kepala diduga terkena lemparan batu," Ungkapnya.

Setelah kejadian perkelahian tersebut, kelompok pengawas langsung meninggalkan tempat kejadian sehingga perkelahian mereda.

Namun, petugas retribusi Desa Doulu dan Desa Semangat Gunung tetap melakukan penutupan jalan menuju objek wisata pemandian air panas.

"Saat ini korban luka Jolisan Sembiring dirawat di Puskesmas Berastagi, sedangkan Rikardo Silalahi dirawat di RSU Kabanjahe," Katanya.

Lebih lanjut, Ronny menjelaskan dari malam tadi pihaknya sampai siang tadi terus melakukan patroli untuk menghindari hal serupa kembali terjadi.

Berdasarkan pantauan di lokasi kejadian, sejak siang tadi akses jalan yang sempat ditutup malam tadi sudah dibuka dan bisa kembali dilintasi oleh masyarakat maupun wisatawan.

(mns/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved