Breaking News

Berita Internasional

Korban Tewas Gempa Turki-Suriah Nyaris 48.000 Jiwa, Korban Anak-anak Alami Gangguan Mental

Seperti dikutip dari The Associated Press, Kepala badan manajemen bencana dan darurat Turki, Yunus Sezer, telah memperbaharui data warga yang tewas di

Editor: Liska Rahayu
reuters via dailysabah
KORBAN GEMPA TURKI YANG SELAMAT: Seorang wanita tua duduk di tengah puing-puing bangunan setelah gempa bumi di Gaziantep, Türkiye tenggara, 7 Februari 2023. (Reuters via DailySabah) 

Di sana, ia kemudian menerima berita bagus yang mengatakan putrinya masih hidup, dan mulai pulih di rumah sakit.

Mereka akhirnya kembali bertemu, namun keduanya tidak lagi sama, khususnya Salma.

“Ia biasa berlompatan seperti kupu-kupu. Kini, secara psikologi ia telah hancur,” kata Sharif, dilansir CNN, Jumat (24/2/2023).

Sharif mengatakan Salma terus merasa bingung, dan menghabiskan sebagian besar waktunya dengan telepon, dan tidak makan dengan lahap.

“Ia ingin membeli mainan mobil hot wheels kecil yang Hammoudeh (panggilan saudara laki-lakinya Mohammed) letakkan di raknya agar dapat melihat dan mengingatnya,” ujar Sharif.

“Saya mencoba untuk membuatnya tertawa, tetapi tidak seperti sebelumnya,” tambahnya.

Menurut UNICEF, sekitar 4,6 juta anak tinggal di sepuluh provinsi Turki yang terdampak gempa bumi, dan sekitar 2,5 juta anak-anak terdampak di Suriah.

Juru bicara Save the Children di Turki, Oben Coban, mengatakan banyak korban gempa memperlihatkan tanda-tanda post-traumatic stress disorder (PTSD), khususnya anak-anak, dan banyak dari mereka yang kehilangan orang tuanya.

“Apa yang kami lihat adalah anak-anak yang kehilangan pendidikan, keluarga, dan harapan mereka, dan kini mereka harus berjuang untuk menemukan alasan bertahan di dunia,” ujarnya.

“Saat ini, yang terpenting adalah mempertahankan kehidupan mereka dan harapan untuk masa depan,” tambah Coban.

Sedangkan di Suriah, yang sebelum gempa sudah dilanda krisis akibat perang sipil selama 12 tahun, insiden ini membuat usaha memulihkan mereka dari PTSD menjadi terhambat.

Menurut psikolog trauma, Dr. Alexandra Chen yang merawat korban gempa, banyak anak dan keluarga yang berusaha pulih dari PTSD dan trauma akibat luka karena perang, harus kembali ke mode bertahan hidup.

“Bagi orang-orang yang perlahan mulai pulih dan mendapatkan kembali rasa normal dan membangun kembali kehidupan mereka selama dekade terakhir, (gempa) ini menakutkan dan membuat tak stabil bagi bagi anak-anak maupun orang dewasa,” ujar Chen.

“Beberapa masih dalam penyangkalan, sementara yang lain mengalami halusinasi,” tambahnya.

Dilaporkan jumlah korban jiwa karena gempa Turki dan Suriah saat ini telah melebihi 47.000 orang.

(*/Tribun-Medan.com)

Artikel ini telah tayang di Kompas.TV

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved