Berita Sumut

Dua Titik Jalan di Kecamatan Nassau Amblas, Masyarakat Kesulitan Antarkan Hasil Panen

Dua titik jalan yang berada di Kecamatan Nassau amblas, mengakibatkan masyarakat sekitar kewalahan membawa hasil pertanian.

|
Penulis: Maurits Pardosi |
HO
Kondisi jalan di Kecamatan Nassau yang amblas dan nyaris putus, Minggu (12/3/2023). Jalanan tersebut hingga saat ini belum disentuh oleh pemerintah terkait. 

TRIBUN-MEDAN.com, TOBA -  Dua titik jalan yang berada di Kecamatan Nassau amblas, mengakibatkan masyarakat sekitar kewalahan membawa hasil pertanian.

Jalanan tersebut merupakan jalan provinsi yang menghubungkan Kabupaten Toba dengan Kabupaten Labuhanbatu Utara (Labura) dan nyaris tak bisa dilalui masyarakat sekitar.

Baca juga: Truk Terguling dan Senggol Mobil Sedan di Kilometer 12,2 Medan-Binjai, Diduga Hindari Jalan Amblas

Dari penuturan warga sekitar, pihaknya telah lama menanti adanya perbaikan jalan agar bisa mengangkut hasil pertanian ke daerah Kabupaten Labura.

Hingga saat ini, keringinan masyarakat tersebut belum terjawab.

Setidaknya, sepanjang 7 kilometer jalanan belum dibuka hingga ke perbatasan Toba–Labura.

Kades Cinta Damai, Kecamatan Nassau, Kabupaten Toba, Purba Nababan mengutarakan, ada dua titik jalan utama yang amblas dan nyaris tak bisa dilalui warga. 

“Itu jalan provinsi yang berada di Lumban Rau Timur, Kecamtan Nasaau. Jalan itu merupakan penghubung antara Kabupaten Toba dengan Labura. Satu titik di jalan menuju Sibaning dan satu lagi jalan menuju Desa Lumban Rau Timur,” ujarPurba Nababan, Senin (13/3/2023).

“Yang menuju Desa Lumban Ru Timur, aspalnya sudah amblas semua tinggal beram jalan yang bisa digunakan. Beram tersebut masih bisa dilalui mobil karena diperlebar dan aspalnya sudah amblas semua,” sambungnya.

Bila pengerjaan jalan tak segera dilakukan, masyarakat tak bisa lagi melintas, termasuk mengangkut hasil tani, karet, sawit, jagung dan berbagai tanaman palawija lainnya.

“Jalan yang menuju Sibaning, timbunan gorong-gorongnya sudah amblas. Kalau sebulan lagi tak diperbaiki dan hujan terus, kemungkinan jalan tersebut akan putus,” sambungnya.

“Akibatnya masyarakat kesulitan mengangkut hasil pertanian. Pengangkutan akan terbengkalai dari daerah Toba menuju Labura dan sebaliknya,” lanjutnya.

Amblasnya jalan tersebut diakibatkan oleh curah hujan tinggi dan diduga karena pengerjaan gorong-gorong yang tak becus.

“Selain karena hujan, memang pengerjaan gorong-gorong itu kurang bagus. Sebenarnya, itu baru setahun dikerjakan sudah amblas,” terangnya.

Selanjutnya, ia menjelaskan, ada sekitar 7 kilometer lagi jalan di kawasan tersebut yang belum dibuka sehingga mereka tak bisa membawa hasil pertanian ke Kabupaten Labura.

Selama ini, mereka harus menghabiskan waktu berhari-hari untuk mengangkut hasil pertanian dari daerah tersebut ke Labura melalui jalur jalan dari Toba.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved