Viral Medsos

Mantan PM Malaysia Muhyiddin Yassin Ditangkap Atas Tuduhan Korupsi dan Pencucian Uang

Muhyiddin memimpin partai oposisi Parti Pribumi Bersatu Malaysia. Bersatu dan Parti Islam Semalaysia adalah anggota utama koalisi oposisi Perikatan

|
Editor: AbdiTumanggor
VIA SERAMBINEWS.COM
Mantan Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin ditangkap atas tuduhan korupsi dan pencucian uang. 

"Sebagai pendukung partai yang selalu menegakkan prinsip akuntabilitas, transparansi, integritas, dan penolakan terhadap korupsi dan kleptokrat, saya akan terus bersama Muhyiddin," ujarnya kepada wartawan pada hari Kamis.

Menanggapi kritik dari mereka yang mengklaim bahwa penyelidikan ini bermotivasi politik, Perdana Menteri Anwar Ibrahim pada hari Kamis mengatakan bahwa penyelidikan yang sedang berlangsung terhadap Muhyiddin sedang dilakukan secara independen oleh penegak hukum.

"Apakah semua kasus bermotivasi politik, lantas apakah kita tidak bisa menangkap (siapa pun)? Apakah semua kasus korupsi besar harus dibuang?" tanyanya.

Muhyiddin juga dilarang bepergian ke luar Malaysia, yang menurut presiden Bersatu adalah "salah". Dia menantang larangan bepergian tersebut dalam permohonan tinjauan kembali yang diajukan ke Pengadilan Tinggi.

Dia juga mengajukan permohonan tinjauan kembali hari Rabu untuk menantang keputusan MACC membekukan rekening bank partainya.

Pada tanggal 2 Maret, bendahara Bersatu, Mohd Salleh Bajuri, ditangkap oleh MACC dan ditahan selama dua hari terkait dengan penyelidikan terhadap dana partai.

Muhyiddin pada hari Rabu memastikan lembaga anti-penyelundupan telah memanggilnya untuk diperiksa hari Kamis. Dalam sebuah postingan di Facebook, dia juga membantah laporan berita bahwa dia ditangkap pada hari Rabu.

Muhyiddin, yang menjadi perdana menteri Malaysia selama 17 bulan antara 2020 dan 2021, tidak mengatakan mengapa dia dipanggil oleh MACC.

Datuk Seri Anwar, yang naik ke tampuk kekuasaan pada bulan November lalu, memerintahkan ulasan terhadap proyek-proyek pemerintah senilai miliaran dolar yang disetujui oleh Muhyiddin, termasuk program bantuan Covid-19, dengan menyatakan bahwa mereka tidak mengikuti prosedur yang benar.

Muhyiddin membantah tuduhan tersebut, menyebutnya sebagai dendam politik. Kantor Anwar dan MACC tidak segera menjawab permintaan komentar.

Anwar dan Muhyiddin bertarung sengit dalam pemilihan yang ketat pada bulan November lalu.

(*/tribun-medan.com/kompas tv)

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved