Mogok Kerja

Karyawan Perusahaan Rekanan Sari Roti Mogok Kerja di Depan Perusahaan Hingga Dirikan Tenda

Karyawan PT Radja Angkut Indonesia (RAI) dan PT Kiani Jaya Lestari (KJL) yang berada di Jln Sei Blumai Desa Dagang Klambir melakukan aksi mogok kerja.

Penulis: Indra Gunawan |

TRIBUN-MEDAN. com, LUBUKPAKAM- Karyawan PT Radja Angkut Indonesia (RAI) dan PT Kiani Jaya Lestari (KJL) yang berada di Jalan Sei Blumai, Desa Dagang Klambir, Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deliserdang, melakukan aksi mogok kerja di depan gerbang perusahaan Rabu, (8/8/2023).

Aksi dilakukan karena menganggap perusahaan selama ini bersikap sewenang-wenang kepada para pekerja.

Di depan gerbang perusahaan mereka pun mendirikan tenda yang bersokong bambu.

Di tenda itu beragam aktivitas mereka lakukan. Selain duduk sambil ngopi mereka juga melakukan aktivitas masak memasak.

Ubi goreng menjadi salah satu makanan yang saat itu mereka santap.

Mereka berharap agar pihak perusahaan yang bergerak dibidang transportasi pengiriman roti jenis sari roti rute Medan, Padang, Pekan Baru dan Aceh ini bisa menerima tuntutan mereka.

Pantauan www.tribun-medan.com Rabu pagi, meski ada aksi mogok kerja yang dilakukan oleh para driver di depan gerbang perusahaan namun aktivitas perusahaan masih tetap berjalan.

Tidak semua driver ikut dalam aksi.

Beberapa kali tampak kendaraan angkutan perusahaan keluar masuk.

Karena kendaraan sepeda motor para karyawan yang aksi diparkirkan di depan pintu gerbang membuat beberapa kendaraan terpaksa mengurangi kecepatannya laju kendaraannya.

Di depan pintu gerbang mereka pun memasang beragam poster yang bertuliskan tuntutan karyawan.

"Kerja 26 hari full tapai nggak ada gaji. Namanya cuma insentif itupun cuma Rp 1,2 juta. Hari Minggu pun ya bisa kerja. Kalau sakit ya bayar sendiri karena nggak ada BPJS Kesehatan. Aku cuma BPJS Ketenagakerjaan yang didaftarkan, "ujar Ari Hidayat.

Pada saat aksi ini hanya ada belasan orang yang ikut.

Namun disebut untuk yang senasib dan merasa diperlakukan semena-mena ada sekitar 30 orang.

Antara satu pekerja dengan pekerja lainnya diketahui memiliki masalah yang berbeda-beda.

Dari beberapa keterangan karyawan, hal yang dipersoalkan pekerja ini menyangkut beberapa masalah.

Untuk masalah gaji tidak dibayarkan sesuai UMK Deli Serdang.

Untuk cuti sakit, tahunan dan libur nasional tidak ada diberikan.

Upah lembur tidak dibayarkan dan kekurangan upah THR tidak diberikan.

Para pekerja juga bisa mendapatkan denda tanpa ada penjelasan.

Apabila sakit gaji akan dipotong 40 ribu per hari.

Saat aksi ini tampak seorang wanita ikut berkumpul di dalam tenda.

Ia ternyata, Netizen yang merupakan istri dari Erwin Mangapul Sihombing pekerja perusahaan.

Ia mengaku ikut aksi bersama suami untuk menuntut perusahan.

" Suami saya kecelakaan saat mau pulang kerja tapi sekarang sudah dua bulan gaji nggak dibayar sama perusahaan.

Sedihlah anak-anak pun sudah susah makan sekarang jadinya, "kata Neti.

Pihak perusahaan tidak bersedia untuk ditemui www.tribun-medan.com. security perusahaan sempat mencoba menghubungi HRD atas nama Anita.

Namun disampaikan scurity yang lagi bertugas belum bersedia untuk di temui. " Nggak bisa katanya bang, "ucap scurity.

Saat ini pihak pekerja sudah melaporkan apa yang apa mereka alami ke Pengawas Disnaker Provinsi.

Selain itu juga sudah mengadukan ke Komisi II DPRD Deli Serdang.

Para pekerja berharap agar apa yang mereka alami bisa ditindaklanjuti secepatnya.

(dra/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved