Breaking News

Gantung Diri

Dibully Tidak Punya Bapak, Bocah Kelas 4 SD Akhir Hidup Tergantung di Dapur Rumah

Seorang bocah kelas 4 SD memilih akhiri hidup tergantung di dapur rumah karena sering dibully tidak punya bapak

Editor: Array A Argus
HO
Polisi melakukan olah TKP di rumah bocah 4 tahun gantung diri di Banyuwangi 

TRIBUN-MEDAN.COM,- Kisah menyayat hati datang dari bocah kelas 4 SD berinisial MR (11) yang nekat akhiri hidup tergantung di dapur rumah.

Menurut laporan, bocah kelas 4 SD ini akhiri hidup karena sering dibully tidak punya bapak oleh teman-temannya.

Tragedi nahas dan memilukan ini terjadi di Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran, Banyuwangi, Jawa Timur.

Dari keterangan yang ada, MR merupakan anak yatim.

Baca juga: SOSOK Pastor Ansi yang Tewas Gantung Diri Jelang Pimpin Misa di Sekolah, Dikenal Disiplin dan Tegas

Sehari-harinya, bocah kelas 4 SD ini tinggal bersama ibu dan kakaknya setelah ayahnya meninggal beberapa tahun lalu.

Dilansir dari Tribunmataram, Kapolsek Pesanggaran AKP Basori Alwi mengatakan, aksi gantung diri siswa SD itu terjadi pada Senin (27/2/2023).

Basori menjelaskan, aksi itu pertama kali diketahui oleh sang ibu WS (50) tahun.

Ia menyaksikan buah hatinya itu gantung diri di dapur rumahnya.

Baca juga: Seorang Imam Katolik Tewas Gantung Diri, Saksi:Saya Lihat Tas Romo Berserakan, Polisi Cek Isi Ponsel

Sayangnya, saat hendak mencoba menurunkan sang anak, WS merasa kesulitan lantaran ia merupakan seorang penyandang disabilitas. WS tak bisa menurunkan anaknya dari jeratan tali tersebut karena jari tangannya yang tak utuh.

"Ibunya sambil menangis kemudian telepon anaknya pertama yang sedang kerja," kata Basori.

Setelah menerima telepon dari sang ibu, kakak korban bersama tiga orang rekannya kemudian kembali ke rumah.

Setibanya dirumah, betapa syoknya kakak korban karena telah mendapati sang adik dalam kondisi gantung diri.

Baca juga: Serem Banget, Seorang Pemuda di Kabupaten Dairi Gantung Diri di Pagar Tower Telekomunikasi

Kata Basori, saat diturunkan dan dilepaskan dari jeratan tali tersebut, denyut nadi MR masih terasa. MR lantas dilarikan ke klinik di daerah Pancer namun sayangnya, setibanya di klinik nyawa MR sudah tak tertolong.

"Saat diturunkan informasinya masih ada denyut nadinya," kata Basori.

"Dugaannya meninggal dalam perjalanan," sambungnya.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved